18 May 2017

Asian African Carnival

Malam Asian African Carnival 2016
Hari sabtu kemarin, untuk kedua kalinya sha dateng ke acara asian african carnival. Pertama kali tahun lalu, sempet dateng dua kali. Malam hari H-1 sebelum parade. Waktu itu habis trip sama temen-temen blogger, niatnya ke sini buat shalat di mesjid alun-alun dan foto-foto ngabisin waktu sampe sewaan mobilnya habis.


sempet-sempetnya selfie di tengah ribuan orang
Nah, besoknya kita janjian lagi di sini. Temen-temen blogger ini ada yang dari Bojonegoro, Jakarta, Surabaya, Garut dll. Kita ikutan pembukaan Asian African Carnival yang saat itu dilakukan oleh bapak walikota Ridwan Kamil dengan menabuh gendang.

Mengingat kembali sejarah Asia Afrika yang dihadiri oleh 27 Negara di dunia, yang pada saat itu kondisi dunia memanas dengan hadirnya dua kubu, Blok Barat dan Blok Timur setelah berakhirnya Perang Dunia II dan dikhawatirkan perang dunia akan kembali terjadi.

Pada Asian African Carnival 2017 ini, sha dateng sepulang kerja. Janjian sama ade di alun-alun. Ini pertama kalinya dia naik angkot sejauh itu dari rumah sendirian. Bravo! haha

Berhubung pas dateng paradenya hampir berakhir. Bersisa beberapa kontingen yang berjalan dengan menggunakan pakaian khasnya. Sha sama adek nyusul temen-temen GenPI (Generasi Pesona Indonesia) yang sedang ada di Hotel Preanger. Berjalan kaki mengikuti jejak-jejak sejarah "Langkah Bersejarah/The Bandung Walks" yang terjadi pada 18 April 1955.
 
GenPI dengan Raja Paku Alam
GenPI ini merupakan komunitas yang dibentuk oleh kementrian pariwisata untuk mempromosikan wisata dengan cara go digital. Pada Asia African Carnival ini GenPI diundang oleh raja Paku Alam dan mengikuti parade dengan menggunakan pangsi dan kebaya.

Habis itu kita makan sore di ibu imas, berhubung gocar yang dipesan jauh lokasinya. Diputuskan jalan kaki dari Hotel Preanger ke ibu imas. *mayan*


Terus ketemuan sama mbak Dian, temen Couchsurfing. Leyeh-leyeh di mesjid agung sekalian shalat. Jalan-jalan muterin asia afrika *lagi* dan jajan es serut pelangi sambil nonton live band.


Dan dari asian african carnival ini kita belajar, bahwa perbedaan adalah sesuatu yang indah. Mungkin kita berbeda warna kulit, suku, ras dan agama. Namun dengan rasa cinta, rasa hormat dan menghargai kita bisa hidup berbarengan dan damai. Seperti sendal jepit kanan dan kiri. Bisa bersama meski berbeda, dan saling melengkapi 🙊

12 comments

  1. perbedaan yang nggak indah itu perbedaan keyakinan.
    kamu yakin dia jodoh kamu, eh dianya nggak yakin kamu jodohnya. sedih :(

    ReplyDelete
  2. Sandal jepit saya aja beda warna. Tapi akur-akur aja mereka. Salah satunya ketuker di mesjid :D
    Btw Asian African kali yang bener mbak Sha :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. punyaku juga beda warna. ahaha sandal jepit jogja wkwk
      biaya yaa kasusnya, kalo ga ilang ya ketuker di mesjid :P

      oh iya, ahahaah ga pake kacamata jadi ga ngeh :(
      thanks koreksinya :P

      Delete
  3. halo sha, selamat kamu menang giveawayku!
    segera kontak aku ya :D

    ReplyDelete
  4. ya ampuuun es serutnya gede bangetttt :D... penge ih... itu yg pake topi merah, istrinya raja paku alamnya ya mba? suka ih liat gayanya... topinya juga bikin salfok :D.. tapi keren pas dia pakai :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. bawahnya kosong loh itu, hahaa

      iya, istrinyaa. Bagus ya, ternyata indonesia juga punya koxtum mirip-mirip belanda kaya gini :)

      Delete
  5. Wah senang ya blogger pada ngumpul di Asia African Carnival di Bandung. Asik banget nonton live band sambil makan es serut yang tinggi besar itu hehehe...

    ReplyDelete

© Vanisa Desfriani. Design by FCD.