23 May 2012 Singaparna, Indonesia

TETANUS DAN TETANUS NEONATORUM


TETANUS DAN TETANUS NEONATORUM
BATASAN
Penyakit toksemik akut yg disebabkan oleh eksotoksin Clostridium tetani

KLASIFIKASI
Manifestasi klinis : lokal, sefal, umum dan neonatorum
Berat-ringannya penyakit : I (ringan), II (sedang), III (berat), IV (sangat berat)

PATOFISIOLOGI
Manifestasi klinis akibat g3 inhibisi presinaps yg menyebabkan generator of pathological enhanced excitation

KRITERIA DIAGNOSIS
Riwayat trauma, pemotongan/perawatan tali pusat tidak steril, tidak diimunisasi tetanus (tidak lengkap)
Derajat I
Trismus ringan–sedang, kekakuan umum, Spasme (-), Disfagia (-)/ringan, g3 respirasi (-)
Derajat II
Trismus sedang, Kekakuan jelas, Spasme hanya sebentar, Takipnea, Disfagia ringan
Derajat III
Trismus berat, Otot spastis, Spasme spontan, Takipnea, Apneic spell, Disfagia berat, Takikardia, Aktivitas sistem autonom meningkat
Derajat IV (Derajat III + g3 autonom berat, Hipertensi berat dan takikardia atau, Hipotensi dan bradikardia, Hipertensi berat atau hipotensi berat

DIAGNOSIS BANDING

Abses gigi, parafaring/retrofaring/peritonsiler ; Poliomielitis ; Meningitis bakterialis stadium awal ; Ensefalitis ; Rabies ; Keracunan strihnin ; Efek simpang fenotiazin ; Tetani ; Epilepsi

TERAPI
Spasme sangat hebat → pankuronium bromid 0,02 mg/kgBB i.v. diikuti 0,05 mg/kgBB/dosis setiap 2-3 jam
Bila terjadi aktivitas simpatis yang berlebihan, atasi dg beta bloker (propanolol / alfa & beta bloker labetolol)

PENANGANAN DASAR
Antibiotik
  • Penisilin prokain 50.000 IU/kgBB/kali i.m. tiap 12 jam, atau
  • Ampisilin 150 mg/kgBB/hari i.v. dibagi dalam 4 dosis, atau
  • Tetrasiklin 25-50 mg/kgBB/hari p.o. dibagi dalam 4 dosis (maks. 2 g), atau
  • Sefalosporin generasi ke-3, atau
  • Metronidazol loading dose 15 mg/kgBB/jam selanjutnya 7,5 mg/kgBB tiap 6 jam, atau
  • Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari p.o dibagi dalam 4 dosis

Catatan :
Tetanus neonatorum  : + gentamisin 5-7 mg/kgBB/hari i.v. dibagi dalam 2 dosis
Bila ada sepsis atau pneumonia + antibiotik lain (metisilin, sefalosporin dll)

Netralisasi toksin
  • Human tetanus immunoglobulin (HTIG) 3.000-6.000 IU i.m. (u/ TN : 500 IU i.v.)
  • Bila tidak tersedia, berikan anti tetanus serum (ATS) 50.000-100.000 IU, ½ i.m. dan ½ i.v. (skin test) (u/ TN 10.000 IU i.v.)
  • Anti kejang
  • Diazepam 0,1-0,3 mg/kgBB/kali i.v. tiap 2-4 jam, TN 0,3-0,5 mg/kgBB/kali
  • Dalam keadaan berat : diazepam drip 20 mg/kgBB/hari dirawat di PICU/NICU
  • Dosis pemeliharaan 8 mg/kgBB/hari p.o. dibagi dalam 6-8 dosis
  • Perawatan luka
  • Dilakukan setelah diberi anti toksin dan anti kejang

PENANGANAN UMUM
(Bebaskan jalan nafas dan pemberian O2, stimulasi minimal)

PROGNOSIS
Tergantung skoring Black (1991)
     Skor  : 0-1  (ringan)           -- kematian   < 10%
                           2-3   (sedang)         -- kematian   10-20%
                              4   (berat)           -- kematian   20-40%
                           5-6  (sangat berat) -– kematian   > 50%

ASFIKSIA


ASFIKSIA

WHO (1995) : 3% dari 120 jt BBL mengalami asfiksia dan 1 juta diantaranya kemudian meninggal
Indonesia : 47% kematian bayi terjadi pada masa neonatal, penyebabnya :
  • BBLR 29%
  • Asfiksia 27%
  • Trauma lahir        
  • Tetanus neonatorum
  • Infeksi lain
  • Kelainan kongenital


BATASAN
Asfiksia : Keadaan BBL tidak bernafas secara spontan dan teratur  Hipoksia, hiperkarbia, asidosis

KLASIFIKASI 
  • Tanpa  asfiksia : Nilai  APGAR  8-10
  • Asfiksia ringan-sedang : Nilai  APGAR  4-7 
  • Asfiksia berat : Nilai  APGAR  0-3

PENYEBAB
  • Keadaan Ibu
  • Keadaan Tali pusat
  • Keadaan Bayi


KEADAAN IBU
  Keadaan yang menyebabkan aliran darah ke plasenta berkurang => Oksigen ke janin berkurang => gawat janin => asfiksia pada BBL
Keadaan tsb al :
  • Preeklampsi/Eklampsi
  • Perdarahan abnormal
  • Partus lama / macet
  • Demam selama persalinan
  • Infeksi berat
  • Serotinus

Keadaan tali pusat
  Keadaan yang menyebabkan aliran darah ke bayi berkurang => Oksigen ke janin berkurang => gawat janin => asfiksia pada BBL
Keadaan tsb al :
  • Lilitan tali pusat
  • Tali pusat pendek
  • Simpul tali pusat
  • Prolapsus tali pusat


Keadaan bayi
  Keadaan dimana bayi akan mengalami asfiksia
Keadaan tsb al :
  • Prematur
  • Persalinan Sulit (sungsang, kembar, distosia bahu, VE, forcep)
  • Kelainan Kongenital
  • Air Ketuban Bercampur meconium

GAWAT JANIN
Sebagai akibat dari bayi kekurangan oksigen
Ciri-ciri :
  • BJA 120 > x > 160
  • Gerakan janin berkurang
  • Ketuban bercampur mekonium
  • Penanganan :
  • Berikan O2 pada Ibu


PATOFISIOLOGI


- Asfiksia => Redistribusi aliran darah ke jantung, otak dan adrenal agar kebutuhan O2 dan substrat terhadap organ vital tsb. terpenuhi, melalui :
  • Mekanisme hipoksia / hiperkarbia
  • Aktivitas simpatis yang meningkat
  • Kemoreseptor, terjadi pelepasan vasopresin arginin

- Aliran darah ke otak lebih banyak ke batang otak daripada ke serebrum (korteks) => focus injury di kolateral korteks (parasagital watershed area).
- Redistribusi darah ke otak dan jantung => ischemic injury pada tubulus ginjal proksimal => nekrosis epitel tubulus => GGA
- Asfiksia berlanjut, terjadi :
  • Perangsangan kemoreseptor melalui regulasi n. vagus => bradikardia
  • Kegagalan autoregulasi aliran darah ke otak dan jantung => tekanan darah dan curah jantung menurun

KRITERIA  DIAGNOSIS
Sesuai dengan batasan dan klasifikasi

PEMERIKSAAN  PENUNJANG
Laboratorium     :
  • Darah : Analisis gas, elektrolit, glukosa (dekstrostiks)
  • Radiologi : Foto toraks, USG, CT scan kepala

PENYULIT
  • Hipoksia, edema dan nekrosis serebral        
  • Perdarahan intra ventrikular                          
  • Shock lung dan/atau sindroma distres pernafasan, perdarahan paru                     
  • KID
  • Perforasi usus  
  • EKN       
  • Perdarahan adrenal
  • Bangkitan
  • Gagal ginjal
  • Gagal jantung
  • Hipertensi pulmonal
  • Gangguan metabolik 
  • Hipoglikemia
  • Hiperglikemia
  • Hipokalsemia Hiponatremia
  • Asidosis metabolik

TERAPI
  • Resusitasi efektif

SKOR APGAR
  • Dinilai pada 1 dan 5 menit
  • Bila skor < 7, penilaian dilanjutkan pada 10, 15 dan 20 menit
  • Penyesuaian tahap dan intensitas upaya resusitasi harus terus dilakukan berdasar  perubahan nilai APGAR.


Singaparna, Indonesia

ANGKA KEMATIAN BAYI DAN ANGKA KEMATIAN BALITA


Angka Kematian Bayi  (AKB)
Definisi 
     Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu

Konsep Dasar AKB:
1. Kematian Bayi (usia lahir - <1 th)
2. Penyebab bisa endogen/eksogen.
3. Endogen (kematian neonatal): Kematian pada bulan pertama. Penyebab :  Faktor yang dibawa sejak lahir/  diperoleh dari orang tua saat konsepsi/selama  kehamilan
4. Eksogen (kematian post neo-natal) : Kematian setelah usia 1 bulan - 1 tahun.  Penyebab bertalian dengan pengaruh lingkungan luar

Kegunaan AKB
1. Menggabungkan keadaan sosek masyarakat
2.  Pengembangan perencanaan
3. Sebab Endogen: Prog. pelayanan kesehatan Ibu hamil (pemberian pil besi & suntikan TT)
4. Sebab Eksogen: Pengembangan program imunisasi, Prog. pencegahan penyakit menular (pada anak2), Prog. penerangan tentang gizi dan pemberian makanan sehat pada balita

AKB Masih Tinggi yaitu 35/1000 kelahiran hidup
Laporan BPS:
  • Th 1967 s/d 1996 cenderung menurun
  • Th 1967-1976 (9 tahun) penurunan rata2 per tahun adalah 3,2 % yaitu dari 145 menjadi 109 per 1.000 kelahiran hidup
  • Periode 1986-1992 penurunannya rata2 per tahun adalah 4,1 % yaitu dari 71 menjadi 60 per 1.000 kelahiran hidup
  • Hasil proyeksi terlihat bahwa AKB pada tahun 1992 sebesar 60 per 1.000 kelahiran hidup yang cenderung menurun menjadi 54 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1996
  • Sedangkan berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa angka kematian pada bayi laki-laki tampaknya lebih besar dibandingkan pada bayi perempuan.
  • Dinkes Jabar 2005 : 43/1000 kelahiran hidup (+ 2000 bayi), nasional 36/1000 kelahiran hidup
Pola penyakit penyebab kematian bayi
  • SKRT th 1986 berbeda dengan SKRT th 1992 (Beda jumlah propinsi yang dijadikan sampel)
  • SKRT 1986
  • Tetanus Neonatorum (19,3%) (ke-1)
  • SKRT 1992
  • ISPA (36%) (ke-1)
  • Gangguan perinatal (ke-5)
Pola penyakit penyebab kematian bayi
  • SKRT 1995
  • Penyakit sistem pernapasan (ke-1)
  • Gangguan perinatal (ke-2)
  • Jawa-Bali
  • Gangguan perinatal (33,5%)
  • Luar Jawa Bali
  • Penyakit Sistem pernafasan
Cara Menghitung AKB

AKB            = Angka Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR)
D 0-<1th      =Jumlah Kematian Bayi (berumur kurang 1 tahun) pada satu tahun tertentu  di daerah tertentu.
∑lahir hidup  = Jumlah Kelahiran Hidup pada satu tahun tertentu di  daerah tertentu 
K                 = 1000


Angka Kematian Balita (AKABA)
Konsep
    Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari). Pada umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun

Definisi
      Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi)
Menggabungkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan.

Estimasi BPS

Th 1986 – 1993 terdapat penurunan yang cukup berarti, yaitu dari 111 per 1.000 menjadi 81 per 1.000 kelahiran hidup
Angka kematian tertinggi pada Propinsi Nusa Tenggara Barat (162 per 1000 kelahiran hidup) dan  terendah di Propinsi DKI Jakarta ( 47 per 1.000 kelahiran hidup).
Penyakit Penyebab, SKRT 1995, 5 (lima) penyakit :
  • Sistem Pernafasan (30,8%)
  • Gangguan perinatal (21,6%)
  • Diare (15,3%)
  • Infeksi dan parasit lain (6,3%)
  • Saraf (5,5%), serta Tetanus (3,6%)
Cara Menghitung 

Jumlah Kematian Balita (0-4)th  = Banyaknya kematian anak berusia 0-4 th pada satu tahun  tertentu di daerah tertentu
Jumlah Penduduk Balita (0-4)th = jumlah penduduk berusia 0-4 th pada pertengahan tahun tertentu di daerah tertentu
K = Konstanta, umumnya 1000

21 May 2012

Penyakit Menular Seksual

1. Gonore (gonorrhoeae)

E/ : Neisseria gonorrhoeae
bakteri diplokokkus gram negatif

  • dapat ditemukan pada urethra, serviks, anusa dan naso faring
  • epitel kolumnar dan epitel pada zona transisional di saluran genital merupakan tempat invasi ke dalam tubuh
  • dapat menyebar ke saluran genital atas
  • 20-40 % penderita GO disertai infeksi klamidia
A. Gejala
  • gejala awal : kebanyakan tidak punya keluhan, lekore, polakisuri, rectal discomfort, inkubasi 3-5 hari
  • lekore
  • bartholinitis, biasanya unilateral
  • inflamasi anorektal, keluar sekret dari anus disertai perasaan gatal
B.Pemeriksaan Laboratorium
  • pemeriksaan bakteriologis sangat membantu untuk menegakkan diagnosis gonore
  • sering disertai infeksi menular seksual lainnya sehingga harus dilakukan pemeriksaan infeksi lainnya : klamidia dan sifilis

penyulit :
  • salpingitis
  • abses pelvis
  • infeksi sistemik
pencegahan :
  • penapisan dan terapi pada penderita infeksi asimtomatik
  • penapisan infeksi pada golongan resiko
  • pemakaian kondom
  • terapi terhadap pasangan seksual penderita

terapi :
  • karena kemungkinan adanya infeksi campuran maka terapi selain ditujukan untuk gonore juga unuk klamidia

A. Infeksi tanpa komplikasi
  • seftriakson 125 mg Im + doksisiklon 2x100 mg selama 7 hari
  • sefiksim 0.4 ,g PO dosis tunggal + dosisiklin 2x100 mg selama 7 hari
  • ofloksasin 0.4 ,g + dosisiklin 2x100 mg selama 7 hari
  • bila tidak tahan tetrasiklin dapat di ganti dengan eritromisin 4x500 mg selama 7 hari

Infeksi Sistemik

- harus dirawat
- dapat mengenai jantung atau dapat terjadi meningitis
  • seftriakson 1 gr iv tiap 24 jam
  • sefotaksim 1 gr tiap 8 jam
  • spektinomisin 2 gr im tiap 12 jam
  • semua terapi harus diberikan selama 7 hari
prognosisi
  • penderita yang dapat segera diterapi mempunyai prognosis yang baik
  • infertilitas merupakan sekuele infeksi gonore

2. Sifilis (lues)

  • E/ : Treponema pallidum
  • dapat menyebar dengan cara kontak langsung dengan lesi terinkesi
  • dapat menembus mukosa yang utuh kemudian menyebar ke dalam tubuh
  • ulkus akan terbentuk 10-90 hari setelah invasi
  • ulkus akan bertahan 1-5 minggu
  • tes serologi mulai positif 1-4 minggu setelah ulkus hilang
  • 2-6 minggu setelah lesi primer hilang kemudian timbul erupsi kulit generalisata
  • lesi kulit akan hilang 2-6 minggu
  • sepertiga penderita yang tidak diterapi akan berlanjut menjadi sifilis tersier yang ditandai dengan gumma dikulit dan tulang, aneurisma aorta, meningitid tabes dorsalis, paresis

Sifilis Primer
  • ulkus yang tidak nyeri di vulva, vagina, serviks, anus atau di bibir
  • limfadenopati regional tanpa nyeri
  • ditemukannya kuman sifilis dengan bantuan mikroskop medan gelap
  • tes serologi positif

sifilis sekunder
  • papula skuamosa ekstragenital yang bilateral
  • kandiloma lata
  • pada pemeriksaan mikroskop medan gelap, positif pada tiap lesi
  • tes serologi positif
  • limfadenopati

sifilis kongenital
  • riwayat sifilis maternal
  • tes serologi positif
  • stigmata sifilis kongenital (hepatosplenomegali, anemia, ikterus, perubahan bentuk tulang)
  • lahir mati
  • prematur
  • plasenta yang besar

sifilis laten
  • riwayat tes serologi positif
  • ditemukan tanda-tanda bekas infeksi sifilis
  • lesi tidak ditemukan
  • tes serologi selalu positif, titer kemungkinan rendah

pemeriksaan laboratorium

1. tes serologi

  • VDRL + 3-6 minggu setelah invasi kuman atau 2-3 minggu setelah lesi primer
  • FTA-ABS
  • MHA-TP


2. identifikasi adanya treponema pallidum dengan mikroskop medan gelap

pencegahan

  • bila dicurigai terpapar sebaiknya segera diberikan terapi sebelum tes serologi menjadi positif
  • tes serologi untuk wanita hamil yang beresiko
  • pemakaian kondom


terapi sifilis primer

  • benzatin penisilin G2,4 juta unit IM dosis tunggal
  • tetrasiklin hidroklorid 4x500 mg selama 14 hari
  • dosisiklin 2x100 mg po selama 14 hari
  • eritromisin 4x500 mg selama 15 hari


terapi sifilis laten

  • benzatin penisilin G2,4 juta unit IM 3 minggu berturut-turut
  • tetrasiklin atau doksisiklin dengan dosis seperti sifilis primer


Herpes Simpleks


  • 85 % herpes disebabkan tipe 2
  • virus DA
  • tipe 2 sering menyebabkan rekurensi dibandingkan tipe 1
  • penularan dapat melalui hubungan seks atau pada bayi saat persalinan
  • masa inkubasi selama 2-7 hari


gejala prodormal

  • gatal kemudian lesi berupa erupsi vesikuler
  • vesikula akan menyebar secara cepat ke seluruh daerah vulva dan dapat menjadi ulkus yag nyeri
  • disuri
  • adenopati inguinal bilateral
  • demam
  • malaise
  • sekret yang encer dari vulva atau vagina
  • lesi bertahan sampai 6 minggu kemudian menhilang tanpa jaringan parut
  • antibodi terbentuk setelah 3 minggu infeksi
  • rekurensi terjadi 6 bulan setelah infeksi pertama
  • ulkus yang terjadi pada infeksi rekuren lebih kecil dari infeksi pertama


kemungkinan penyebab infeksi rekuren

  • senggama yang sering
  • pemakaian obat imunosupresi
  • demam
  • menstruasi
  • stress emosional


tes laboratorium

  • kenaikan 4x titer antibodi mencurigakan adanya infeksi primer
  • pada infeksi rekuren kenaikan titer antibodi mencapai 4x lipat


terapi

  • bersifat simptomatik
  • kebersihan
  • pakaian dalam yang longgar
  • analgetik oral
  • pemberian obat antivirus topikal
  • obat antivirus


obat antivirus

  • asiklovir 3x400 mg
  • famsiklovir 3x250 mg
  • valasiklovir 2x1000 mg

Infeksi Klamidia

  • E/ : klamidia trakomatis
  • merupakan infeksi seksual yang umum terjadi
  • biasanya bersifat asimptomatik


gejala yang dapat ditemukan

  • servisitis mukopurulen
  • salpingitis
  • sindroma uretra
  • limpogranuloma venetrum


laboratorium

  • kultur mikroorganisme dengan kultur jaringan
  • tes serologi
  • polymerase chain reaction (PCR)
  • DNA klamidia


penyulit

  • salpingitis
  • infertilitas
  • abortus
  • penyebaran infeksi ke bayi saat persalinan
  • persalinan prematur
  • endometritis postpartum


terapi

  • tetrasiklin 4x500 mg selama 7 hari
  • doksisiklin 2x100 mg selama 7 hari
  • eritromisin 4x500 mg selama 7 hari
  • ofloksasin 2x300 mg selama 7 hari


HIV (Human Immunodeficiency Virus)


  • pertama kali dilaporkan tahun 1981
  • HIV 1 dan HIV 2 adalah penyebab AIDS
  • kebanyakan disebabkan HIV 1
  • HIV 2 endemis di afrika barat
  • orang dengan HIV/AIDS mudah terserang penyakit tertentu misal pneumoni, TBC, diare
  • penderita AIDS sering meninggal karena tidak dapat mengadakan perlawanan terhadap penyakit tertentu
  • seseorang dapat mengidap HIV untuk beberapa tahun sebelum gejala timbul
  • PMS lainnya meningkatan kemungkinan seseorang yang tertular HIV atau menularkannya kepada orang lain


patogenesis

  • ditemukan immuno-supresi (penurunan kekebalan) t.u mediator imunitas seluler sehingga terjadi peningkatan berbagai infeksi dan neoplasma
  • T limfosit dapat dideteksi secara fenotipe manggunakan CD4 antigen permukaan
  • CD4 sebagai resptor virus
  • DNA virus masuk k DNA sel kemudian terjadi infeksi yang menyebabkan penurunan sel T
  • monosit makroffag juga dapat terinfeksi dan bila menyerang otak dapat menyebabkan neuro-psikiatri
  • orang dengan HIV(+) meningkatkan insidiensi sarkoma kaposi, limfoma sel B dan non Hodgin serta beberapa karsinoma lainnys
gejala klinik
  • masa inkubasi yang pasti tidak diketahui tapi umumnya 2-3 bulan
  • waktu rata-rata untuk timbulnya gangguan imunitas kurang lebih 10 tahun
  • bila infeksi dikaitkan dengan beberapa penyakit indikator maka diagnosis AIDS dapat ditegakkan
  • beberapa infeksi yang termasuk indikator diagnosis : kandidiasis pulmonal atau esopagus, herpes simpleks persisten, TBC, CMV (sitomegalovirus), pneumositis toksoplasmosis, kanker serviks dll
  • kadar CD4 <200/ul dapat dipertimbangkan untuk diagnosis AIDS pada individu dengan HIV (+)
Serologis
  • elisa (snzim linked immuno sorbent assays) dipakai untuk uji antibodi HIV
  • sensiitivitas uji elisa kurang lebih 99,5%
  • bila uji elisa(+) maka masih perlu dilakukan konfirmasi dengan uji suplementasi lain mis : western blot atau immuno fluorescence assay
penapisan
  • wanita pekerja seks
  • wanita yang pernah berhubungan seks dengan pengidap HIV
  • wanita yang tinggal di daerah endemis HIV
  • pekerjaan yang mempunyai resiko terkena HIV
  • permintaan sendiri

20 May 2012

Infeksi Alat Kandungan

Infeksi Alat Kandungan

- Di bagi menjadi :

  • Infeksi rendah : vulvitis, vaginitis, cervisitis disebabkan oleh bakteri, benalu, virus, myocis. Gejala paling umum : Leucorrea (Flour Albus)
  • infeksi tinggi : Endometritis, salphingitis, dan adnexitis
di batasi ostium uteri internum

Fluor Albus (keputihan)

  • fisiologis : jernih, tidak gatal, tidak berbau
  • disebabkan oleh transundat vaginal, sekret leher rahim, kelenjar bartholin dan kelenjar skene.
etiologi
  • corpus alineum
  • infeksi bakteri : G.Vaginalis, N.Gonorrhoeae, Chlamydia, M.Hominis,dll
  • linfeksi virus :DNA virus
1. Vulvitis

Radang selaput lendir labia dan sekitarnya.

gejala :
  • disuria
  • lekore dengan pruritus vulva
  • gangguan coitus
  • erythema pada labia dan introitus vagina
etiologi :
  • higiene yang kurang
  • gonococcus
  • candida albicans
  • trichomonas
  • oxyuris
  • diabetes
  • sekunder terhadap lokore dan fistel traktus genital
ulcus pada vulva :
  • ulcus tuberculosum
  • ulkus acutum vulva
  • ulcus lueticum/syphiliticum
  • ulcus molle
  • ulcus varicosum
komplikasi vulvitis :
  • bartholinitis
  • candyloma acuminata
penatalaksanaan :
  • terapi tunggal
2. Vaginitis

A. bakteri vaginosis :
  • disebut nonspesific vaginitis atau gandnerella vagintis
  • suatu perubahan flora bakteri vagina normal
diagnosis :
  • cairan vagina berbau
  • Ph sekret lebih dari 4.5
  • peningkatan jumlah sel pada sekret vagina
  • penambahan KOH ke sekret vagina menimbulkan bau amis
terapi :
  • metronidazole : 500 mg 2x1 /hari p.o. => 7 hari atau 2 g dosis tunggal p.o.
  • metronidazole gel 0.75 %, 5 g intravaginal 2x1 /hari =. 5 hari
  • klindamisin cream 2 %, 5 g intravaginal => 7 hari
  • klindamisin 300 mg per oral dua kali sehari untuk 7 hari
B. Trichomonas Vaginitis
  • PMS, Trichomonas vaginitis
  • sering ditemukan bersama bakterial vaginosis
diagnosis :
  • faktor kekebalan dan ukuran inoculum mempengaruhi penampilan gejala
  • sekret vagina purulen, berbau, dapat di sertai pruritus
  • erythema vagina dan macula colpitis (strawberry cervix)
  • Ph vagina lebih dari 5.0
  • Peningkatan leukosit dan motilitas trichomonas pada sekret secara mikroskopis
  • Whiff test dapat positive
terapi :
  • metronidazole 2 g dosis tunggal p.o. atau 2x500 mg p.o => 7 hari
  • partner seksual juga harus diobati
  • wanita yang tidak berespon terhadap terapi inisial harus diobati lagi dengan metronidazole 500 mg, 2x sehari selama 7 hari
  • bila tetap tidak da perbaikan terapi harus diikuti dengan 2 g dosis tunggal metronidazole selama 3-5 hari
  • bila tidak juga menunjukan perbaikan maka  harus dikonsulkan pada tenaga ahli.
C. Vulvovaginal Candidiasis
  • selama hidup, 75 % wanita pernah sekali terpapar VVC dan 45 % terpapar 2x atau lebih
  • disebabkan oleh candida albicans, 85-90 %
  • faktor predisposisi : penggunaan antibiotik, kehamilan, diabetes
diagnosis :
-gejala :
  • pruritus vulva
  • keluar sekret vagina
-sign :
  • sekret bervariasi dari encer jernih sampai kental/pekat
  • vaginal soreness
  • dispareunia
  • vulvar burning
  • irritasi
-laboratorium :
  • Whiff tes negative
  • elemen fungal
  • preparasi saline normal
  • Ph vagina biasanya normal
terapi :
  • derivat azole topikal
  • fluconazole 150 mg, dosis tunggal
  • steroid topikal
3. Cervisitis

serviks mempunyai 2 jenis epitel :
  • epitel squamosa
  • epitel glandular
penyebab inflamasi serviks tergantung dari epitel yang terkena
trichomonas, candida dan herpes simplex virus => inflamasi ektoserviks
N.GO dan C.Trachomatis => endocervicitis mukopurulen

diagnosis :
  • sekret endoserviks purulen, biasanya kuning kehijauan
  • erotio portionis
  • vaginitis atau vulvitis sekunder
  • nabothi ovula pada kasus kronis
etiologi :
  • infeksi gonokokus
  • benda dalam intrauterin
ulcus portio :
  • ulcus carsinomatosum
  • ulcus syphiliticum
  • ulcus tuberculosum
terapi :
  • antibiotika untuk terapi uncomplicated lower genital tract infection

4. Pelvic Inflamatory Disease (PID)
  • PID disebabkan oleh mikro organisme pada endoserviks yang naik ke endometriumm dan tuba fallopi secara hematogen, limfogen, atau secara langsung
  • kebanyakan kasus disebabkan PMS
  • Neiserria gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis serta H influenza (jarang)
diagnosis :

bedasarkan gejala-gejala :
  • nyeri pinggang
  • cervical motion
  • adnexal tenderness
  • demam
terapi :
  • antibiotika spektrum luas

Endometritis Akut

terutama post partum atau post abortum

gejala :
  • demam
  • lochia berbau : terkadang purulen
  • lochia lama berdarah => metrorrhagi
  • nyeri, bila radang menjalar ke parametrium dan perimetrium
terapi :
  • uterotonika
  • bed rest dengan posisi fowler
  • antibiotika
  • kuret bila diperlukan

Endometritis Kronis

gejala :
  • fluor albus yang keluar dari ostium
  • metrorrhagia or menorrhagia
terapi :
  • kuretase

Myometritis

biasanya merupakan lanjutan dari endometritis

gejala dan terapinya => endometritis
diagnosis : PA

Salpingitis Akut

paling sering disebabkan oleh N.Gonorrhoea.

gejala :
  • nyeri abdomen bawah dan pelvis => bilateral
  • sekret purulen
  • nausea, vomitus, headache
  • kadang disertai demam
symptom :
  • nyeri abdomen => kuadran bawah
  • distensi abdomen bila ada peritonitis pelvis
  • cervical motion tenderness
laboratorium :
  • leukositosis
  • cairan peritoneum yang keruh pada kuldocentesis
  • mikroskopis ditemukan bakteri dan leukosit
DD :
  • aapendisitis akut
  • kehamilan ektopik
  • ruptur kista lutein pada corpus
  • diverticulitis
  • torsi masa adneksa
  • leiomioma
  • endometriosis
  • infeksi traktus urinaria
konflikasi :
  • peritonitis pelvis
  • ileus paralitik
  • selulitis pelvis dengan trombophlebitis
  • abses tuba, tuboovarial, atau cavum douglas
pencegahan :
  • deteksi dini dan pemberantasan PMS

terapi :
A. Kasus rekuren

  • terapi seperti pada salphyngitis akut
B. Kasus kronis

antibiotika :
  • tetracycline, ampicillin
  • sefalosporin, 4x500 mg sehari p.o => 3 minggu
analgesik :
  • acetaminophen atau aspirin

parametritis (selulitis Pelvis)

  • radang jaringan longgar di dalam ligamentum latum
  • biasanya unilateral

etiologi :
  • dari endometritis 9percontinuatum, limfogen, hematogen)
  • rbekan serviks
  • perforasi uterus oleh alat-alat
gejala :
  • febris tinggi
  • nyeri unilateral
diagnosis :
  • infiltrat pada rektal taoucher
  • uterus terdesak ke sisi yang sehat

penyulit :
  • eksaserbasi akut
  • trombophlebitis
  • abses parametrium

DD:
  • adneksitis

terapi :
  • antibiotika-resoptif

Pelveoperitonitis (perimetritis)


  • sebagai lanjutan salpingoophoritis
  • kadang terjadi dari endometritis atau parametritis


etiologi :

  • GO
  • sepsis (post partum atau post abortum)
  • appendistis


terapi:

  • sesuai etiologi


Tuberculosis Pelvis

  • tuba (90%)
  • endometrium (70%)


diagnosis :

  • infertilitas
  • TB paru aktif atau dalam penyembuhan
  • HSG, Histeroskopi atau laparoskopi
  • bakteri M.TBC ditemukan pada cairan menstruasi atau biopsi spesimen


laboratorium

  • diitemukan bakteri dari kuretase atau biopsi dengan preparat langsung atau kultur
radiologi :

  • foto thorax
  • HSG


DD :

  • schistosomiasis
  • enterobiasis
  • carcinoma
  • infeksi fungal


komplikasi :

  • infertilitas
  • peritonotos
  • tuberculosa
  • generalisata


terapi :
A. Medikamentosa
= terapi TBC

B. Operatif
sebelum tindakan operasi pasien harus diberi antimmikroba selama 12-18 bulan

indikasi terapu operatif :

  • terapi medikomentosa gagal
  • resisten atau rekuren
  • gangguan menstruasi yang menetap
  • fistel

16 May 2012

Pemeriksaan Ginekologi

Ikhtisar

  • anamnesis merupakan bagian yang paling penting dalam pemeriksaan ginekologi
  • catatan medis pasien merupakan dokumen yang sah
Bagian-bagian utama dalam anamnesis
  • keluhan utama
  • keluhan penyerta
  • riwayat haid dan ginekologis
  • riwayat obstetri
  • riwayat kesehata
  • riwayat operasi
  • riwayat sosial
  • riwayat keluarga
sewaktu anamnesis pemeriksa sudah memberitahu pasien mengenai pemeriksaan fisik yang akan dilakukan selanjutnya yaitu pemeriksaan fisik rutin dan pemeriksaan ginekologi dan bila ada pemeriksaan penunjang lain yang di perlukan.
pemeriksaan ginekologi umumnya dilakukan dengan menidurkan pasien pada meja ginekologi sehingga terletak dalam posisi litotomi.
pemeriksaan mempergunakan sarung tangan.

inspeksi

  • diperhatikan dulu genitalia eksterna ialah pertumbuhan rambut pada mons pubis, besarnya klitoris, labia mayora, labia minora, vestibulum, muara uretra, kelenjar para uretra, kelenjar bartholin, perineum, anus dan sekitarnya.
  • selanjutnya labia minora dibeberkan oleh ibu jari telunjuk dan diperhatikan introitus vagina apakah pasien masih virgin atau tidak
  • dilihat apakah ada hemoroid pada anus
  • selanjutnya pasien diminta mengejan untuk mencari gejala-gejala prolaps

pemeriksaan spekulum

  • biasanya dipergunakan 2 buah spekulum, yang satu pada dinding vagina dan yang lainnya pada dindin depan
  • bisa juga menggunakan spekulum cusco/cocor bebek
  • dinding vagina diteliti
  • diperhatikan keadaan porsio : bentuknya, apakah ada sekret yang keluar dari kanalis servikalis, apakah ada erosi, polip, ulkus atau tumor
palpasi

untuk menilai keadaan uterus dan adneksa biasanya digunakan pemeriksaan bimanual vagina dan rektovagina

pemeriksaan bimanual

  • dua jari dimasukan ke vagina dan tangan lainnya diletakkan pada perut bagian bawah di atas simfisis
  • dengan perasaan kedua tangan ini kita usahakan untuk mendapat kesan mengenai ukuran, letak dan kemungkinan pergerakan dari genitalia interna (pada nulipara lebih baik dipergunakan satu jari)
  • porsio di raba, bagaimana bentuk dan konsistensinya
  • dari dalam forniks posterior mengangkat uterus sedangkan tangan yang di luar menekan dinding perut ke dalam dan diusahakan supaya meraba korpus uteri diantara kedua tangan dan ditentukan besar, bentuk, letak dan kemungkinan pergerakannya
  • ukuran dan bentuk uterus : ukuran tergantung pada paritas dan umur pasien, tetapi biasanya ukuran uterus yang normal ialah sebesar telur bebek
  • bentuk uterus normal seperti bola lampu gepeng dalam arah muka belakang, sedang permukaannya licin
  • konsistensi rahim yang tidak hamil adalah kenyal padat. pada kehamilan konsistensinya menjadi lunak
  • letak rahim : letak uterus yang dianggap normall ialah dalam antefleksi. dengan kesua jari dalam forniks posterior uterus dalam antefleksi jelas teraba, sebaliknya uterus dalam rektifleksi hanya teraba porsionya saja
penilaian adneksa dan parametrium

  • tuba pada umumnya dapat teraba dengan pemeriksaan bimanual tapi ovarium kadang-kadang
  • adneksa diperiksa dengan menggerakkan jari yang berada di dalam keforniks lateral dan tangan luar pindah ke samping uterus
  • bila ovarium tertekan akan terasa nyeri
  • kalau teraba tumor, tentukan besar, konsistensi dan kemungkinan pergerakannya

pemeriksaan rektovagina

  • berguna untuk memeriksa proses-proses di belakang dan kiri kanan uterus (parametrium) seperti infiltrat dan tumor
  • jari telunjuk dimasukan ke dalam vagina sedangkan jari tengah ke dalam rektum

pemeriksaan melalui rektum

  • dilakukan pada anak dan virgin karena himen masih utuh
  • satu jari dimasukkan ke dalam rektum setelah dibasaho dengan pelumas
  • tangan luar diletakkan di atas simpisis, tangan yang berada di luar ini mendekatkan apa yang hendak di periksa pada tangan yang berada di dalam

perubahan dan dinamika sosial budaya

  • William Ogburn - perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik material dan non material. 
  • Kingsley Davis - perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
  • Mac Iver - perubahan sosial sebagai perubahan dalam hubungan sosial/sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.
  • Hans Garth - perubahan sosial adalah apapun yang terjadi perkembangan atau kemunduran dalam kurun waktu tertentu terhadap perann, lembaga atau tatanan yang meliputi  struktur sosial.
  • Gillin and Gillin - peubahan sosial suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, material komposisi penduduk dan ideologi disebabkan karena adanya difusi / penemuan baru dalam masyarakat.
Teori Perubahan Sosial

  • teori fungsionalisme-Malinowski
  • teori strukturalisme-Redcliffe Braoun
  • teori evolusi-Emile Durkheim
  • teori konflik-Karl Marx
Faktor Penyebab Perubahan

Faktor Internal :

  • bertambahnya penduduk
  • adanya penemuan baru
  • konflik
  • ideologi
Faktor Eksternal :

  • Lingkungan fisik
  • peperangan
  • pengaruh kebudayaan lain
  • interaksi sosial
Teori evolusi Morgan

Teori evolusi morgan berdasarkan generalisasi sejarah yang menguraikan bentuk perkembangan ekonomi masyarakat dan kebudayaan dari awal pra sejaarah sampai sejarah. bentuk urutan perkembangan masyarakat dianalisis menurut savagerey (rendah, tengah, atas barbarian, peradaban) urutan ini berdasarkan generalisasi bahwa proses teknologi yang memperhatikan bagaimana manusia itu membangun dan mengembangkan diri (di susun berdasarkan catatan sejarah) karena sejarah di bentuk oleh pikiran manusia, maka pikiran manusia itu akan berkembang selaras dengan perkembangan masyarakat, walaupun setiap komunitas ,asyarakat mempunyai kebudayaan berbeda sehingga perkembangannya pun berbeda.

Sitem evolusi Spenser mengangkat 4 unsur

  • tujua kemajuan adalah kearah tercapainya peradaban
  • syarat awal peradaban adalah kemunduran
  • pangkal utama kemajuan harus adanya pertumbuhan penduduk
  • mekanisme kemajuan sosial muncul secara bertahap

 Teori Interaksi Simbolis

  • teori interaksi simbolis merupakan bagian dari teori sosial modern yang memiliki kecenderungan dalam melalkukan analisis tentang masyarakat secara mikro.
  • teori interaksi simbolis memfokuskan kepada asas interaksi yaitu skulturasi sosial yang bersifat dinamik dalam kehidupan para individu. hakekat dinamik itu menunjukan bahwa segala sesuatu tentang manusia dianggap sebagai suatu proses berubah. dalam melakukan interaksi sosial seseorang akan melibatkan diri dengan orang lain, perpektif simbol-simbol, pengalaman hidup, dan kemampuan seseorang dalam menentukan peranannya.
menurut Herbert Mead bahwa teori interaksi simbolis di rangkum dalam 3 konsep yaitu :
  • pikiran
  • diri
  • masyarakat
perubahan nilai budaya dalam proses modernisasi

Masyarakat Tradisional
  • mistik
  • pengalaman
  • status
  • kekerabatan
  • intensif non ekonomi
  • kerja untuk subsistem
  • orientasi pada stabilitas
  • fatalisme
masyarakat modern
  • analisis
  • pendidikan
  • prestasi
  • individu
  • intensif ekonomu
  • kerja keras
  • kemajuan
  • aktif berubah
beberapa anggapan modern

  • Westernisasi-barat-modern
  • sekularisasi-penduniawian-modern-bebas
  • penggunaan teknologi mutakhir
Kebudayaan Modern

Cara berfikir rasional, menonjolnya kebebasan dan penggunaan teknologi yang tepat 
  • bergaya hidup barat belum tentu mempunyai mentalitas modern
  • being modern tidak berarti harus menyingkirkan peran agama dan kepercayaan
  • penggunaan teknologi mutakhir belum tentu berfikir modern sesuai dengan kondisi sosial dan ekonomi, efesiensi dan rasional. misal PLTN

15 May 2012

Potret




Aku ingin memotret segala hal tentang kamu
senyummu
tawamu
candamu
bahagiamu
agar itu semua, terekam jelas dalam benakku

Read to know, we are not alone


kadang, ada kalanya kita merasa. kitalah orang paling bahagia di dunia ini. hanya kita.
kadang, ada kalanya kita merasa. kitalah orang paling menderita di dunia ini. hanya kita.
tapi, setelah membaca buku. kita jadi tahu.
banyak orang yang lebih bahagia di banding kita.
banyak orang yang lebih menderita di banding kita.
banyak orang yang mengalami hal yang sama dengan kita.
oleh karena itu, bersyukurlah :)
kita gak sendiri, kita semua sama .


Teringat Masa Lalu

Indahnya masa lalu, tergores di benakku ..

tiba-tiba teringat masa lalu, waktu dulu. saat aku begitu dekat dengan seorang perempuan yang ku panggil sahabat. dari banyak hal kita memiliki banyak persamaan, karena banyaknya persamaan itulah membuat jarak dan bentangan waktu yang tak bisa ku raih lagi. menjauh bagai angin yang tak pernah kembali pada tempat yang pernah di laluinya.
ingat saat dulu ada sedikit renggang jarak, kita menyanyikan lagu ini..

sedih deh inget lagu ini.. inget kenangan-kenangan kita waktu dulu.. tapi sekarang, aku yakin hidupmu bahagia. aku selalu mendo'akanmu dari jauh.. semoga engkau selalu menjadi angin yang memberikan nafas bagi orang lain ..

Bagaimana kita harus bersikap?

Pernahkah kalian bertanya kepada seseorang dan seseorang itu menjawab dengan ketus?

pernahkah kalian bertanya kepada seseorang dan seseorang itu malah cuek saja seperti tak mendengar?

mungkin orang yang bertanya akan menganggap orang itu sombong, ga peduli sama orang lain, dan sebagainya. padahal mungkin orang yang di tanya sedang dalam keadaan bad mood.

benar apa kata Rasulullah SAW, saya lupa hadistnya tapi maknanya seperti ini. cintailah saudaramu melebihi cinta pada dirimu sendiri. dan termasuk kepada hal ini, dengan menjawab pertanyaan dengan cara yang baik dan tersenyum insyaallah dapat meringankan beban yang ada pada pikiran kita :)

9 May 2012

keadilan dan keterbukaan dalam berbangsa dan bernegara

ini, ada karya makalahku sewaktu Muallimien (SMA), semoga bermanfaat :)


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah atas segala ni’mat-Nya, yang tiada ternilai. Semoga keselamatan senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad saw yang diutus Allah swt untuk membawa dinul islam bagi seluruh ummat manusia disetiap penjuru dunia. Untuk mengeluarkan mereka dari kesesatan, kepada petunjuk dan menuntun mereka dari kegelapan menuju cahaya.
Allah swt memilih ummat islam untuk menjadi ummat terbaik yang diperuntukkan bagi seluruh ummat manusia Dengan ajaran yang diwahyukan kepada nabi-Nya, berupa kitab suci, yang tiada keraguan padanya, menjadi petunjukdan pedoman bagi manusia.
Alhamdulillah Allah swt masih memberi kami umur sampai saat ini, dan untuk dapat menyelesaikan makalah kami sebagai tugas daripada mata pelajaran PKN. 


Tim Penyusun



Keterbukaan dan Keadilan 

A. Keterbukaan dan Keadilan Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

1. Pengertian Keterbukaan

Keterbukaan adalah suatu sikap dan perilaku terbuka dari individu dalam beraktifitas yang merupakan perwujudan sikap jujur, rendah hati, adil, dan mau menerima pendapat dari orang lain.
Negara di tuntut untuk lebih aktif dalam rangka menyaring dan mengendalikan setiap informasi yang masuk, dengan diadakannya keterbukaan akan mengakibatkan hilangnya perbedaan social.
Akan tetapi keterbukaan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di suatu negara baik dari aspek social budaya, akan memberikan ruang gerak bagi masuknya budaya-budaya barat yang sama sekali berbeda dengan budaya masyarakat Indonesia.
Di lihat dari aspek ideology, keterbukaan akan memberikan ruang bagi tumbuh dan berkembangnya ideologi-ideologi dari luar yang tidak sesuai dengan kepribadian suatu bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, munculnya era keterbukaan akan membawa dampak yang sangat buruk apabila kita tidak dapat mempersiapkan diri.

2. Pengertian Keadilan

Dalam kamus umum bahasa Indonesia, kata keadilan berasal dari kata dasar ”adil”, mempunyai arti kejujuran, ketulusan, dan keikhlasan yang tidak berat sebelah. Sehingga keadilan mengandung pengertian sebagai suatu hal yang tidak berat sebelah atau tidak memihak dan tidak sewenang-wenang.
Seperti Menurut W.J.S. Poerwodarminto kata adil berarti tidak berat sebelah, sepatutnya tidak sewenang-wenang dan tidak memihak.
Maka, keadilan pada hakikatnya adalah memperlakukan seseorang atau pihak lain sesuai dengan haknya.
Hakikat keadilan dalam Pancasila, UUD 1945, dan GBHN, kata adil terdapat pada :
1. Pancasila yaitu sila kedua dan kelima
2. Pembukaan UUD 1945 yaitu alinea II dan IV
3. GBHN 1999-2004 tentang visi
Banyak ahli mencoba memberikan pendapat tentang kata “adil” atau keadilan. Berikut ini beberapa pengertian keadilan menurut para ahli. 
1. Aritoteles 
1.Keadilan Komutatif adalah perlakuan terhadap seseorang yang tidak melihat jasa-jasa yang dilakukannya. 
2.Keadilan Distributif adalah perlakuan terhadap seseorang sesuai dengan jasa-jasa yang telah dibuatnya. 
3.Keadialn Kodrat Alam adalah memberi sesuatu sesuai dengan yang diberikan orang lain kepada kita.
4.Keadilan Konvensional adalah seseorang yang telah menaati segala peraturan perundang-undangan yang telah diwajibkan. 
5.Keadilan Menurut Teori Perbaikan adalah seseorang yang telah berusaha memulihkan nama baik orang lain yang telah tercemar.
2. Plato
1.Keadilan Moral, yaitu suatu perbuatan dapat dikatakan adil secara moral apabila telah mampu memberikan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajibannya. 
2.Keadilan Prosedural, yaitu apabila seseorang telah mampu melaksanakan perbuatan adil berdasarkan tata cara yang telah diterapkan.

3. Thomas Hobbes
menjelaskan suatu perbuatan dikatakan adil apabila telah didasarkan dengan perjanjian yang disepakati. 
4. Notonegoro,
menambahkan keadilan legalitas atau keadilan hukum yaitu suatu keadan dikatakan adil jika sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
5.panitia Ad-hoc MPRS 1966
1.keadilan individual, yaitu keadilan yang bergantung pada kehendak baik atau kehendak buruk masing-masing individu.
2.Keadilan social,yaitu keadilan yang pelaksanaanya tergantung pada struktur yang terdapat pada bidang politik ekonomi, social-budaya, dan ideologi.


B. Keterbukaan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

1. Ciri-ciri Keterbukaan

keterbukaan merupakan sikap yang dibutuhkan dalam harmonisasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Berdasarkan panjelasan tersebut, maka ciri-ciri keterbukaan adalah :
1. terbuka dalam proses maupun kebijakan public.
2. menjadi dasar atau pedoman dalam dialog dan berkomunikasi.
3. berterus terang dan tidak menutup-nutupi kesalahan dirinya maupun yang dilakukan orang lain.
4. tidak merahasiakan sesuatu yang berdampak pada kecurigaan orang lain.
5. bersikap hati-hati dan selektif dalam menerima dan mengolah informasi dari mana punsumbernya.
6. toleransi dan tenggang rasa terhadap orang lain.
7. mau mengakui kelemahan atau kekurangan dirinya atas segala yang dilakukan.
8. sangat menyadari keberagaman dalam berbagai bidang kehidupan.
9. mau berkerja sama dan menghargai orang lain.
10. mau dan mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi.

2. Sikap Terbuka dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

dalam kehidupan brbangsa dan bernegara, sikap terbuka harus dilaksanakan oleh setiap warga Negara, termasuk oleh pemerintah. Hal ini penting agar keterbukaan tida hanya terjadi di lingkungan masyarakat tetapi lebih jauh lagi keterbukaan harus juga berjalan dalm penyelenggaraan pemerintahan. Setiap penyelenggaraan pemerintahan harus dilakukan secara terbuka dan dapat di pantau olehwarga Negara. Dengan dilakukannya hal ini maka kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalm penyelenggaraan Negara dapat di perkecil.
Sikap terbuka adalah sikap untuk bersedia memberitahukan dan sikap untuk bersedia menerima pengetahuan atau informasi dari pihak lain. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sikap terbuka diperlukan terutama dalam hal menjagakeutuhan bangsa, mempererat hubungan toleransi, serta untuk menghindari konflik.
Maka untuk mewujudkan sikap terbuka dibutuhkan kondisi sebagai berikut :
1. terwujudnya nilai agama dan nilai budaya bangsa.
2. terwujudnya sila persatuan Indonesia yang merupakan sila ketiga sebagai landasan untuk mempersatukan Indonesia.
3. terwujudnya penyelenggara Negara yang mampu memahami dan mengelola kemajemukan bangsa secara baik dan adil.
4. terwujudnya demokrasi yang menjamin hak dan kewajiban masyarakat.
5. pulihnya kepercayaan masyarakan kepada pemerintah.

C. Keadilan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

1.Sikap adil dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Ketidakadilan dapat menciptakan kecemburuan, pertentangan, kesenjangan dan disintegrasi bangsa. Dalam kehidupan berbangsa, ketidakadilan dapat menimbulkan perilaku anarkis dan pertikaian antar golongan, bahkan dalam pertikaian antar suku bangsa dapat menyebabkan perpecahan wilayah. Sedangkan dalam kehidupan bernegara, perbuatan tidak adil dapat menyebebkan negara mengalami hambatan dalam menjalankan roda pemerintahan sehingga mengalami keterpurukan dan berdampak pada penderitaan rakyat. Dengan demikian keadilan adalah persyaratan bagi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan negara kita.

2. Jaminan Keadilan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Sebagai warga negara, kita harus ikut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan jaminan keadilan. Jaminan keadilan bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah. Partisipasi warga negara juga mutlak diperlukan. Partisipasi secara dua arah diperlukan agar jaminan keadilan dapat berjalan dengan efektif. Partisipasi warga negara dalam upaya peningkatan jaminan keadilan dapat dilakukan dengan melakukan cara-cara berikut ini.
1. Menaati setiap peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia.
2. Menghormati setiap keputusan hukum yang dibuat oleh lembaga peradilan.
3. Memberikan pengawasan terhadap jalannya proses-proses hukum yang sedang berlangsung.
4. Memberi dukungan terhadap pemerintah dalam upaya meningkatkan jaminan keadilan.
5. Memahami dan menghormati hak dan kewajiban setiap warga negara.
Dengan partisipasi pemerintah dan warga negara dalam meningkatkan jaminan keadilan diharapkan rasa keadilan dapat benar-benar dirasakan oleh warga negara. Selain itu, terwujudnya rasa keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diharapkan dapat mendorong terjadinya pemerataan kesejahteraan di Indonesia. Hal ini sangatlah penting mengingat masih banyak terjadi kesenjangan ekonomi yang cukup mencolok dalam masyarakat. Tujuan pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial harus terwujud.
Dalam rangka jaminan keadilan suatu Negara diperlukan pertauran yang disebut undang-ndang atau hokum. Hokum merupakan system norma yang mengatur kehidupan dalam masyarakat. Oleh karena itu, apabila seseorang mendapatkan ketidakadilan, ia berhak mengajukan tuntutan.
Dalam hokum, tuntutan keadilan memiliki dua arti :
1. dalam arti formal, bahwa keadilan menuntut agar hokum berlaku secara umum.
2. dalam arti material, bahwa hokum harus adil.

Pelaksanaan jaminan keadilan di tuntut oleh pemyelenggara Negara yang baik yang di dasarkan kepada beberapa asas umum, diantaranya :
1. asas kepastian hukum (principle of legal security = Rechts zekerheid beginsed) . Asas yang menghendaki agar sikap dan keputuusan pejabat administrasi Negara yang mana pun tidak boleh menimbulkan keguncangan hukum atau status hukum.
2. asas keseimbangan. Asas ini menyatakan bahwa tindakan disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat administrasi Negara harus seimbang dengan kesalahan yang dibuatnya.
3. asas kesamaan. Dalam asas ini dinyatakan bahwa pejabat administrasi Negara menjatuhkan keputusan tanpa pandang bulu.
4. asas larangan kesewenang-wenangan. Keputusan sewenang-wenang adalah keputusan yang tidak mempertimbangkan semua factor yang relevan secara lengkap dan wajar sehingga secara akal kurang sesuai.
5. asas larangan penyalahgunaan wewenang (detoumement de pouvoir). Asas ini menyatakan bahwa penyalahgunaan wewenang terjadi bilamana suatu wewenang oleh pejabat yang bersangkutan dipergunakan untuk tujuan yang bertentangan atau menyimpang dari apa yang telah ditetapkan semula oleh undang-undang.
6. asas bertindak cermat. Jika pejabat administrasi Negara telah mengambil keputusan dengan kurang hati-hati sehingga menimbulkan kerugian bagi masyarakat, maka keputusan tersebut secaraotomatis menjadi berat.
7. asas perlakuan yangjujur. Asas ini menghendaki adanya pemberian kebebasan yang seluas-lasnya kepada warga masyarakat untuk kebenaran.
8. asas meniadakan akibat suatu keputusan yang batal. Dengan maksud keputusan bahwa centrale raad van beroep, yang membuat asas ini memperoleh pengaturanya dalam pasal 9 ayat 1 undang-undang nomor 14 tahun 1970, yang berbunyi “ seorang yang ditangkap, ditahan, dituntut, ataupun diadili tanpa alas an yang berdasarkan undang-undang, atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan, berhak menuntut ganti kerugian dan rehabilitas{“.
9. asas penyelenggaraan kepentingan umum. Merupakan tindakan aktif dan positif pejabat administrasi Negara adalah penyelenggara kepentingan umum.
Jaminan keadilan bagi warga Negara dapat ditemukan dalam beberapa contoh peraturan perundang-undangan, antara lain :
a. undang-undang dasar 1945 :
1.bidang hukum dan pemerintahan (pasal 27)
2.bidang politik (pasal 28)
3.bidang hak asasi manusia (pasal 28 A -28 J)
4. bidang keagamaan (pasal 29)
5. bidang pertahanan Negara (pasal 30)
6. bidang pendidikan dan kebudayaan (pasal 31 dan 32)
7. bidang kesejahteraan social (pasal 33 dan 34)

b. undang-undang :
1. undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang kitab undang-undang hukum acara pidana (KUHAP)
2. undang-undang nomor 14 tahun 1985 tentang mahkamah agung
3. undang-undang tahun 1998 tentang konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia.
4. undang-undang nomor 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum
5. undang-undang nomor 35 tahun 1999 tentang kekuasaan kehakiman
6. undang-undang nomor 39 tahun 2000 tentanghak-hak asasi manusia
7. undang-undang nomor 26 tahun 2002 tentang pengadilan hak asasi manusia
8. undang-undang nomor 31 t ahun 2003 tentang partai politik
9. undang-undang nomor 3 tahun 2003 tentang pertahanan Negara
10. undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional.
Kesiapan infrastruktur, fisik, dan mental aparatpenegak hukum (polisi, jaksa dan hakim )
Sangat menentukan jalannya “jaminan keadilan” yang di butuhkan masyarakat bila berurusan dengan hukum agar “tata asas” dan “tata aturan”.
Sikap keterbukaan yang di tuntut kepada aparat penegak hukum adalah adanya transparasi, akuntabilitas, dan profesionalisme dalam bekerja serta hasil kinerja yang optimal.
Pemerintahan okhlokrasi di gambarkan sebagai suatu pemerintahan yang banyak diwarnai dengan kekacauan, kebobrokan, dan korupsi yang merajalela sehingga hukum dan keadilan sulit ditegakkan.

KESIMPULAN DAN PENUTUP

KETERBUKAAN DALAM KEHIDUPAN
KETERBUKAAN DAN JAMINAN KEADILAN
2.1 Pentingnya Keterbukaan dan Jaminan Keadilan
Dengan keterbukaan dan jaminan keadilan, masyarakat akan lebih mudah dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat yang membangun. Aspirasi dan pendapat itu ditampung dan diseleksi, kemudian dijadikan suatu keputusan bersama yang bermanfaat. Berbagai aspirasi yang telah menjadi keputusan bersama dapat menjadikan bangsa ini mudah mencapai suatu keadilan. Jika masyarakat suatu bangsa telah ikut berperandan munyumbangkan aspirasi dan pendaptnya, persatuan akan lebih mudah terwujud. Hal itu dikarenakan mereka merasa mempunyai cita-cita, tujuan, dan peranan yang sama ketebukaan yang mensyaratkan kesediaan semua pihak untuk menerima kenyataan merupakn pluralitas. Selain itu, di dalamnya juga muncul perbedaan pendapat.
Pada dasarnya kebijakan publik dan peraturan pelaksanaan yang mengikutinya memuat arahan umum serta ketentuan yang mengatur masyarakat. Sehubungan dengan itu, semua kebijaksanaan publik dan dan peraturannya membutuhkan dukungan masyarakat untuk bisa efektif. Penentangan oleh masyarakat tehadap sejumlah kebijaksanaan dan peraturan yang ada secar empirik lebih banyak dikarenakan oleh kurangnya keterlibatan publik dalam tahap kebijaksanaan. Jika hal itu dibiarkan begitu saja maka makin besar keinginan rakyat untuk selalu mengadakan pembaharuan, tetapi rakyat tidak tau arahnya sehingga merekaakan mudah kehilangan kendali dan emosianal. Rakyat cenderung ingin membentuk suatu wadah dengan kebijakan sendiri. Akibatnya, timbul konflik yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Sebaliknya, jika keterbukaan dan jaminan keadilan selalu dipupuk dan diperhatikan akan menghasilkan suatu kebijakan publik dan peratruran umum yang mengatur masyarakat dengan baik. 
2.2 Sikap Yang Dilakukan Untuk Mencapai Keterbukaan dan Jaminan Keadilan
Selain keterbukaan dalam hidup berbangsa dan bernegara, tidak kalah pentingnya adalah menciptakan keadilan. Persatuan bangsa dan keutuhan negara hanya akan terwujud jika tedapat keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Keadilan merupakan unsur yang sangat esential dalam kehidupan manusia. Semua orang berharap mendapatkan jaminan dan rasa keadilan.Dalam kehidupan sekarang, musuh terbesar bangsa adalah ketidakadilan. Ketidakadilan dapat menciptakan kecemburuan, kesenjangan, pertentangandan disintegerasi bangsa. Jika kita amati lebih jauh keadaan negara kita ini, pertentangan antar suku bangsa dalam perpecahan wilayah bersumber dari ketidakadilan. Karena diperlakukan tidak adil, antara anak bangsa dapat bertikaidan antar golongan saling berseteru. Dengan demikian, keadilan adalah prasyarat bagi terwujudnya persatuan bangsa dan keutuhan negara.
© Vanisa Desfriani. Design by FCD.