8 January 2021

membudayakan membaca dengan aplikasi lets read

lets read


Ada satu cerita yang selalu di ulang-ulang tentang masa kecil sha. Waktu sha bayi, mama kaget karena pupnya banyak tulisan! sha gak ketauan makan koran 🤣


Lalu cerita bergulir tentang bapak yang waktu itu jualan koran dan mama yang baca koran setiap hari bahkan selama hamil, mengisi waktu dengan hobinya mengumpulkan foto putri diana dan menyusunnya menjadi kliping, bahkan jika sha buka album foto. Rambut mama saat itu di potong mirip putri diana saking ngefansnya. 


Dari koran-koran itu pula sha bisa mendapatkan cerita apapun dari mama, mama memang hanya lulusan sekolah dasar, namun wawasannya sangat luas. Saat sha menanyakan banyak hal, mama selalu tahu jawabannya. 


Membaca, satu hal yang amat sangat penting dan harus ditumbuhkan sejak dini. Mama mewariskan itu pada anak-anak nya. Bahkan kini, hadir anggota keluarga baru yang namanya kebalikan nama sha. syafani. Gadis berusia 7 tahun yang sejak juli lalu tinggal di rumah kami.


Baru masuk sekolah, lagi masa seneng-senengnya main sama temen. Dan sama seperti kebanyakan anak jaman sekarang, sering minta handphone. Sudah pintar main tiktok. Bawelnya minta ampun bikin rumah jadi ramai. 


Baca buku? amat sangat susah. Cobaannya banyak, handphone, TV, dan begitu pula teman-temannya. Beberapa kali disodorin buku dongeng yang tersimpan di lemari, hanya di buka beberapa lembar udah nyerah 😅


Lalu kami kakak-kakaknya, bertugas bergantian baca buku, gambar, nulis setiap malam. Mudah terdistraksi banyak hal, alesannya banyak, pertanyaannya gak kalah banyak. Imajinasinya luar biasa sampe kita kesel tapi juga ketawa. 


waktu baca nama-nama pulau di flash card. Dia bilang pulau komodo adalah pulau pasta gigi 😅 dia juga pernah cerita tentang perempuan dan laki-laki yang tidur bersama bakal pacampur getih (darahnya bercampur) itu yang dibilang temennya 🤣 


Bener-bener harus hati-hati bicara apapun di dekat anak kecil, berbuat apapun, karena mereka bisa menyerapnya dengan cepat dan imajinasinya luar biasa, out of the box, diluar hal-hal yang jarang orang dewasa pikirkan. 


Beberapa hari lalu sha baru tahu ada aplikasi let's read, aplikasi yang berisi dongeng-dongeng bergambar. Sha minta aa download aplikasi nya, aa ngerasa seneng banget waktu lihat ada option bahasa sunda ☺


Terus tadi pertama kali sha ajak dia baca buku di aplikasi Lets read ini. Dan ternyata anaknya suka! Bahkan baca sendiri meski terbata-bata. 


Mengenalkan lagi bahasa dan kata-kata yang masih belum di mengerti. Saat ada kata lonceng, waktu membaca nyaring aja, meski ada gambarnya anaknya ternyata gak tahu apa itu lonceng (masih sekolah online, belum tahu apa itu lonceng sekolah) terus kami cari lonceng di youtube ☺


waktu baca judul buku Jadi apa, ya? dia dengan lantang bilang pengen jadi dokter. Sempet bilang pengen jadi dokter kaya tetehnya. Yaa, padahal mah tetehnya bukan dokter. Tapi imajinasinya nyampe ke sana. 


Terus tadi, sempet titip pesen: "Nanti teteh bacain dede dongeng ya sebelum bobo, terus aja bacain dongengnya teh sampe dedenya bobo."


Let's read ini ternyata jauh lebih cocok buat dede dibanding baca buku langsung. Karena medianya handphone yang jauh lebih menarik buat anak sekarang. 


Yang mau coba baca dongeng kaya dede, boleh download ya di sini. Share juga kalau emang suka ❤

© Vanisa Desfriani. Design by FCD.