23 May 2012

ASFIKSIA


ASFIKSIA

WHO (1995) : 3% dari 120 jt BBL mengalami asfiksia dan 1 juta diantaranya kemudian meninggal
Indonesia : 47% kematian bayi terjadi pada masa neonatal, penyebabnya :
  • BBLR 29%
  • Asfiksia 27%
  • Trauma lahir        
  • Tetanus neonatorum
  • Infeksi lain
  • Kelainan kongenital


BATASAN
Asfiksia : Keadaan BBL tidak bernafas secara spontan dan teratur  Hipoksia, hiperkarbia, asidosis

KLASIFIKASI 
  • Tanpa  asfiksia : Nilai  APGAR  8-10
  • Asfiksia ringan-sedang : Nilai  APGAR  4-7 
  • Asfiksia berat : Nilai  APGAR  0-3

PENYEBAB
  • Keadaan Ibu
  • Keadaan Tali pusat
  • Keadaan Bayi


KEADAAN IBU
  Keadaan yang menyebabkan aliran darah ke plasenta berkurang => Oksigen ke janin berkurang => gawat janin => asfiksia pada BBL
Keadaan tsb al :
  • Preeklampsi/Eklampsi
  • Perdarahan abnormal
  • Partus lama / macet
  • Demam selama persalinan
  • Infeksi berat
  • Serotinus

Keadaan tali pusat
  Keadaan yang menyebabkan aliran darah ke bayi berkurang => Oksigen ke janin berkurang => gawat janin => asfiksia pada BBL
Keadaan tsb al :
  • Lilitan tali pusat
  • Tali pusat pendek
  • Simpul tali pusat
  • Prolapsus tali pusat


Keadaan bayi
  Keadaan dimana bayi akan mengalami asfiksia
Keadaan tsb al :
  • Prematur
  • Persalinan Sulit (sungsang, kembar, distosia bahu, VE, forcep)
  • Kelainan Kongenital
  • Air Ketuban Bercampur meconium

GAWAT JANIN
Sebagai akibat dari bayi kekurangan oksigen
Ciri-ciri :
  • BJA 120 > x > 160
  • Gerakan janin berkurang
  • Ketuban bercampur mekonium
  • Penanganan :
  • Berikan O2 pada Ibu


PATOFISIOLOGI


- Asfiksia => Redistribusi aliran darah ke jantung, otak dan adrenal agar kebutuhan O2 dan substrat terhadap organ vital tsb. terpenuhi, melalui :
  • Mekanisme hipoksia / hiperkarbia
  • Aktivitas simpatis yang meningkat
  • Kemoreseptor, terjadi pelepasan vasopresin arginin

- Aliran darah ke otak lebih banyak ke batang otak daripada ke serebrum (korteks) => focus injury di kolateral korteks (parasagital watershed area).
- Redistribusi darah ke otak dan jantung => ischemic injury pada tubulus ginjal proksimal => nekrosis epitel tubulus => GGA
- Asfiksia berlanjut, terjadi :
  • Perangsangan kemoreseptor melalui regulasi n. vagus => bradikardia
  • Kegagalan autoregulasi aliran darah ke otak dan jantung => tekanan darah dan curah jantung menurun

KRITERIA  DIAGNOSIS
Sesuai dengan batasan dan klasifikasi

PEMERIKSAAN  PENUNJANG
Laboratorium     :
  • Darah : Analisis gas, elektrolit, glukosa (dekstrostiks)
  • Radiologi : Foto toraks, USG, CT scan kepala

PENYULIT
  • Hipoksia, edema dan nekrosis serebral        
  • Perdarahan intra ventrikular                          
  • Shock lung dan/atau sindroma distres pernafasan, perdarahan paru                     
  • KID
  • Perforasi usus  
  • EKN       
  • Perdarahan adrenal
  • Bangkitan
  • Gagal ginjal
  • Gagal jantung
  • Hipertensi pulmonal
  • Gangguan metabolik 
  • Hipoglikemia
  • Hiperglikemia
  • Hipokalsemia Hiponatremia
  • Asidosis metabolik

TERAPI
  • Resusitasi efektif

SKOR APGAR
  • Dinilai pada 1 dan 5 menit
  • Bila skor < 7, penilaian dilanjutkan pada 10, 15 dan 20 menit
  • Penyesuaian tahap dan intensitas upaya resusitasi harus terus dilakukan berdasar  perubahan nilai APGAR.


Post a Comment

© Vanisa Desfriani. Design by FCD.