16 April 2019

Meet & Greet buku Jelajah Tiga daulah: Journey to samarkand karya marfuah panji Astuti


Hari sabtu tanggal 13 April kemarin, Sha lagi libur kerja terus mutusin buat ikut acara meet and greet nya mbak Marfuah Panji Astuti (mbak uttiek) di Aula Khalifah Tour. Sebelum berangkat sempet ngobrol-ngobrol dulu sama suami soal Samarkand, tempat di makamkannya imam bukhari. Berhubung sha belum baca bukunya, jadi sha hanya menebak-nebak kira-kira apa isi buku journey to samarkand ini.

Hujan tiba-tiba turun saat sha dalam perjalanan menuju meet and greet. Begitu sha sampai, acaranya sudah di mulai. Sha masuk ke dalam aula dengan sisa-sisa tetesan hujan yang melekat di pakaian dan sepatu.

Bapak sumarna sebagai direktur utama khalifah tour, sedang berbicara di depan. Menyampaikan bagaimana tulisan-tulisan mbak uttiek yang sangat detail tentang perjalanan termasuk yang di muat di blognya, membuat khalifah tour siap mengakomodasi perjalanan-perjalanan mbak uttiek.


Lalu inti dari meet & greet ini di mulai, mbak uttiek mengambil alih microphone di depan. Berbagi cerita mengenai pengalaman masa kecilnya yang selalu di ceritakan tentang sejarah-sejarah islam oleh sang papa.  Hingga akhirnya, dia hanya mempunyai dua impian; menuliskan kembali sejarah islam dan menjadi wartawan.

Impian menjadi wartawan itu kemudian terwujud, sudah 22 tahun ia menjadi jurnalis di kompas gramedia. Menjadi seorang wartawan memberinya beban jika ia tidak menuliskan sebuah buku. Hingga akhirnya ia menggabungkan kedua mimpinya; menuliskan sejarah peradaban islam ke dalam sebuah buku hasil karyanya.

Ia berpikir bagaimana caranya agar sejarah islam dapat di baca oleh generasi milenial muslim, saat itu ia membaca salah satu penelitian media online besar di indonesia, bahwa para milenial menganggap travelling itu sama pentingnya dengan membeli rumah dan mobil. Bahkan banyak milenial yang belum memiliki rumah atau mobil namun sudah travelling sampai ke eropa. Dari situlah ide menulis sejarah islam dalam buku travelling di mulai.

Mbak uttiek melakukan penelitian sebelum berangkat menjelajahi tiga daulah, Ia membaca buku setebal 684 halaman milik buya hamka, tentang sejarah islam. Ia berpendapat bahwa sebelum mendatangi suatu tempat, kita harus mengetahui terlebih dahulu sejarahnya. Agar saat di sana kita bisa melihat jejak-jejak sejarah yang di ceritakan tersebut.

Sebelum menuju tempat sejarah tiga daulah itu berada, mbak uttiek memulainya dengan melaksanakan umroh terlebih dahulu. Ia terinspirasi oleh kisah perjalanannya Ibnu Batutah yang selalu memulai perjalanan dengan melaksanakan haji terlebih dahulu.

Journey to Andalusia, ini adalah buku ketiga yang Ia tulis sekaligus buku pertama dalam rangkaian jelajah tiga daulah. Saat ke eropa sempatkanlah untuk menjelajahi Andalusia, satu kesatuan yang kini terpecah menjadi 60 negara. Di sana, tempat sejarah Islam berada di sana. Ada saudara kita di sana, ada jejak sejarah dan peninggalan-peninggalan dengan banyak hkmah yang bisa kita dapat.

Dengan belajar sejarah kita bisa menangkap masa depan. sejarah merupakan kejadian yang selalu berulang. apa yang sudah terjadi di masa lalu, akan terjadi di masa yang akan datang. dan kita akan tahu bagaimana cara mengantisipasinya. Dalam buku journey to andalusia, mbak uttiek menuliskan sejarah yang terjadi 600 tahun yang lalu di Andalusia, tentang bagaimana saudara muslim kita terusir dari tempatnya. Hal itu terjadi kembali di palestina dan kini di ughyur china.

Di Andalusia juga menjadi tempat lahirnya para ilmuwan muslim yang hasil buah pikirnya bisa kita rasakan hingga saat ini. Seperti pasta gigi, sikat gigi, mouthwash hingga shampo.

Journey to the greatest ottoman, buku kedua dalam rangkaian jelajah tiga daulah ini menceritakan bagaimana kebangkitan islam di dalam sejarah. Mbak uttiek, saat itu akan mengunjungi mesir.  Segala hal sudah di persiapkan, bahkan bagasinya sudah di masukkan untuk check in. Namun, peraturan terbaru yang berlaku membuatnya dan suami tertahan memasuki mesir. Mereka menunggu keputusan selama 24 jam. Setelah mencari solusi dan lain sebagainya, bagasi pun diambil kembali dan di putuskanlah saat itu mereka akan melanjutkan perjalanan ke turki. Berbelok arah dari gurun pasir yang seharusnya Ia kunjungi. Menjadi sebuah kota yang di penuhi dengan butiran salju, istanbul.

Journey to samarkand, Buku terakhir dari seri jelajah tiga daulah. Jika sebelumnya mbak uttiek mengunjungi istana alhambra dan maroko yang desain arsitekturnya mengagumkan. Maka Ia juga menemukannya di samarkand. Jika sebelumnya hanya berupa satu atau dua bangunan. Di samarkand, desain arsitektur yang indah memenuhi seluruh kota!

Dalam jejak sejarah islam, selalu ada peninggalan mesjid-mesjid dengan bangunan yang Indah. Di samarkand, sebuah madrasah dengan tiga gedung tinggi itu sangat indah untuk di lihat. Bahkan di suatu sore, Ia berjalan-jalan dan melihat matahari terbenam di balik pilar yang sangat tinggi yang merupakan sebuah makam. Itu, adalah makam terindah yang Ia lihat sepanjang hidupnya.

Ah ya, sudah pada tahu dimana letak samarkand? itu adalah sebuah kota di negara Uzbekistan. Di Uzbekistan ini menjadi tempat lahirnya banyak ilmuwan islam. Bahkan mbak uttiek berpikir, jangan-jangan DNA masyarakat sini memang pintar semua. Tak hanya itu, parasnya pun sangat cantik dan tampan.

Mbak uttiek un mengunjungi kota bukhara, kota tempat imam bukhari di lahirkan. Di kota ini ada sebuah menara bernama kalyan. Saat seluruh kota bukhara di hancurkan oleh Jengis Khan, Ia melewatkan menara kalyan ini saking takjub dengan arsitekturnya. Sampai saat ini, menara kalyan masih utuh berdiri menjulang tinggi menjadi landmark kota bukhara.

Salah satu hal lain yang di ceritakan dalam buku journey to samarkand nya mbak uttiek ini, tentang bagaimana dahulu kala rahasia membuat kertas hanya diketahui rakyat cina. Lalu Bani Abbasiyah memenangkan perang talas, dari perang ini diketahuilah teknik rahasia membuat kertas tersebut hingga kertas di produksi secara massal dan harganya murah. Kertas-kertas itulah yang menjadi jembatan ilmu dan di sebarkan ke seluruh dunia. Dari sanalah, bagaimana islam menerangi seluruh dunia dengan ilmu. Bagaimana sebenernya islam itu inspirasi, membuat sesuatu yang akan bermanfaat untuk masa depan.

Proses menulis berlangsung selama satu tahun untuk menerbitkan dua buku; journey to andalusia dan journey to the greatest ottoman. Saat akan menuliskan buku terakhir, mbak uttiek sempat sakit hingga tertunda. Lalu di selesaikannya dalam dua minggu, namun perlu melalui proses editing, memasukan foto dan lain-lain yang membutuhkan waktu 4-5 bulan. Mbak uttiek memberikan tips kalau kita harus memaksa diri sendiri untuk menulis hingga akhirnya terbiasa, juga pada saat travelling ia selalu menuliskan apa yang di rasakannya dalam caption di sosial media. Karena untuk mengenang euphoria yang dirasakan saat itu juga, akan berbeda rasanya saat kita menulis setelah mengendapkannya. Tips lain, ia menuliskan outline saat di perjalanan, sehingga mudah baginya untuk menuliskan cerita tentang perjalannya ke dalam sebuah buku.


Setelah mengikuti meet & greet ini, sha ingin segera mewujudkan mimpi-mimpi sha juga. Meski sha pulang kembali di guyur hujan di jalanan, sha sempat tersenyum.

PS: Buat yang ingin jelajah tiga daulah. Untuk saat ini Khalifah Tour, biro perjalanan haji umroh dan halal Tour kota Bandung memiliki program halal tour pada quartal 2 tahun 2019 yang akan launching bulan mei mendatang. Selain itu, program umroh dan haji tersedia sepanjang tahun dengan harga terbaik yang memberikan bimbingan maksimal dan fasilitas optimal. Untuk info lengkapnya bisa di lihat di www.khalifahtour.com/  atau sosmednya di @khalifahtour.

22 comments

  1. MasyaAllah, ini impian aku juga mbak, bisa menjelajah kota-kota yang tertulis dalam sejarah Islam. Waktu itu aku terinspirasi dari novel karya asmadia yang berjudul Jilbab Traveller. Menyenangkan menjadi penulis sekaligus penjelajah muslim.

    ReplyDelete
  2. Baca cerita meet and greetnya aja jd ingin ikut jelajah 3 daulah, apalagi kalau baca bukunya, wuih pasti makin penasaran...

    ReplyDelete
  3. salut sama penulis, mba Uttiek yang membaca referensi terlebih dahulu sebelum traveling, buku seperti ini wajib dibaca nih agar kita lebih dekat dengan dunia Islam

    ReplyDelete
  4. Memang kerasa banget, kalau mau menulis kisah perjalanan, sebaiknya langsung ditulis atau dibuat outlinenya dulu
    Kalau sudah terlalu lama diendapkan malah kurang semangat lagi, hilang mood-nya.
    Asyiknya ya, Mbak Uttiek bisa menjelajahi tempat-tempat bersejarah dalam Islam.

    ReplyDelete
  5. Wah jadi penasaran sama bukunya.. Menjelajah negeri berlatar sejarah islam yg ceritanya lebih heroik dari pada babad tanah jawa.

    ReplyDelete
  6. mupeng pingin baca bukunya

    tapi lebih pingin lagi ke Samarkand :)

    ReplyDelete
  7. Maki penasaran deh dengan isi bukunya. Kudu nyari deh. SUka dengan konsep dan ide penulisnya tentang traveling ini :)

    ReplyDelete
  8. Yuk ah kita jelajah tiga daulah juga, Sha. Seru dan makin bangga deh jadi muslim

    ReplyDelete
  9. Review acaranya lengkap teh.. seru.. moga saya juga bisa menjelajah ke tempat bersejarah islam kelak.. aamiin ya Allah.. ☺️

    ReplyDelete
  10. Vanisa tulisannya bagus banget...
    Aku jadi ikut larut saat membacanya.

    Cuplikan kisah buku kak Uttiek jadi tergambar jelas.
    Ada penasaran sekaligus ketakutan tersendiri saat ingin mewujudkan impian.

    Harusnya,
    Bunuh rasa takut itu ya, Sha...
    Dan terus maju.

    ReplyDelete
  11. cocok banget sama saya yang tertarik sejarah otoman hmm, berharap ada yang mau kadoin buku ini untuk saya karena satu bulan lagi ultah. walah walah lagi haluu kayaknya:D

    ReplyDelete

© Vanisa Desfriani. Design by FCD.