22 March 2018

flashback



Pernah gak kalian bertanya-tanya dalam hati. Kenapa ini begini, kenapa itu begitu? Ada banyak hal yang terkadang susah kita fahami. Tapi seiring waktu berlalu, saat kita menengok kebelakang kita berpikir "ah, ini alasannya takdir membawa sha ke sini"


Salah satu hal yang kadang masih terpikir oleh sha. Kenapa sha jadi bidan? kenapa dulu cita-cita sha pengen jadi dokter? alasan-alasan kecil yang membuat sha berjalan-jalan di pelataran rumah sakit sepulang les saat itu.

Sha menarik kembali memori-memori kehidupan sha. Memori dimana sha masih SD, mama melahirkan adek terkecil tepat di kamar sha. Sha yang tau-tau pas bangun tidur udah punya adek lagi.

Hari-hari berselang, sepulang sekolah sha mendapati mama yang terkulai lemas dengan darah yang bercucuran memenuhi kamar mandi. Sha langsung berlari keluar dan meminta tolong pada ibu, tetangga di samping rumah.

Yang sha tahu waktu itu, "bali" nya tertinggal. Mama dilarikan ke rumah sakit dan bapak kembali ke rumah dengan raut wajah hampir menangis. Diam-diam sha mendengar bapak kebingungan kesana kemari mencari donor darah.

Sha kecil kebingungan tinggal di rumah sendirian saat siang dan gak ada satu orang pun yang sempat menjelaskan padanya apa yang terjadi pada mamanya saat itu.

Kini, sha udah ngerti apa yang terjadi saat itu. Terdapat sisa plasenta sehingga mengalami pendarahan hebat sampai harus di kuretase untuk pembersihan ulang. Dan berkah dari Allah, sha memiliki tangan yang kecil. Selalu diminta untuk melakukan manual plasenta sama senior. Jadi, manual plasenta itu, tangan kita di masukkan ke dalam rahim untuk memastikan bahwa tidak ada plasenta yang tertinggal dan masih menempel disana. Tentu saja, semua ada prosedurnya dan kita sudah memeriksa plasenta yang keluar tidak lengkap.

Di lain waktu, mama sempat mengalami sakit perut selama berhari-hari. Udah periksa ke bidan, dokter umum sampe dokter spesialis. Mama dikira mengalami maag dan pms. Sampe waktu sha pulang sekolah, wajah mama pucat pasi dan langsung diantar ke rumah sakit. Dua jam kemudian mama masuk ruang operasi.

Mama mengalami hamil ektopik. Hamil diluar rahim dan dedek bayi nya harus di gugurin karena gak akan mampu bertahan dan membahayakan nyawa mama. Saat itu, kasus seperti ini masih jarang sekali terjadi. Sekarang, sha dengan mudahnya menemukan banyak kasus serupa di rumah sakit. 

Kalau mengalami sakit perut hebat bagian bawah, keluar bercak darah seperti awal haid, segera test pack. Kalau positif, kemungkinan mengalami hamil ektopik dan harus segera di usg untuk cek lebih lanjut.

Di lain hari saat sd, sha sempet nyaksiin kambing tetangga yang ngelahirin. Sha pernah mengantar kakaknya temen lahiran dan nemenin di rumah sakit. Sha pernah tinggal di asrama perempuan, sha pernah belari ke sebrang jalan saat melihat kecelakaan tanpa mempedulikan diri sendiri, sha yang di tertawakan seisi kelas perkuliahan karena satu-satunya yang gak tahu apa itu ereksi sampe di suruh menghafal dan persentasi di pertemuan berikutnya, sha yang diam-diam menangis saat tahu bayi yang sha rawat berminggu-minggu meninggal dunia saat sha gak bertugas.

Hal-hal yang terlihat kecil namun mengantarkan sha jauh sampai detik ini. Ada begitu banyak flashback dan kejadian yang berputar. 

16 comments

  1. "Tapi, mengapa sha seperti ini saja? mengapa sha tak bisa melakukan sesuatu yang lebih baik?"

    Dimata orang lain, apa yang kakak lakukan itu sudah luar biasa loh. Aku juga pernah merasa seperti itu. Kupikir aku tidak berguna, tapi ada teman yang mengatakan, 'hey banyak loh teman yang iri sama kamu karena begini begini'.

    Kemudian sadar, bahwa perasaan itu datang saat akunya lalai dalam bersyukur untuk hal-hal kecil sampai besar kepada Allah. Sampai sekarang pun masih belajar. Kakak, live your life happily :)

    ReplyDelete
  2. Setujua sama komen diatas mb Sha :) yuk ah terus belajar mensyukuri segalanya :) semangat mba Sha

    ReplyDelete
  3. Wow, masih inget ya kejadian-kejadian pas masih kecil, masih SMA. Keren.
    Hmm jadi ikutan mikir juga, kenapa ya aku bisa di sini?

    ReplyDelete
    Replies
    1. masiiih. kejadian2 tertentu aja tapi yang masih ada diingatan dan berbekas hehe

      hayoo, coba flashback lagi :)

      Delete
    2. Kak Sha mirip sama aku .. , kejadian-kejadian masa kecil masih teringat jelas sampai sekarang.
      Gimana jahilnya aku, kenakalanku dll semua terekam jelas 😁

      Salut dengan prestasi dan jiwa sosial yang tertanam dalam diri kak Sha yang akhirnya kesampaian jadi bidan 👍

      Sukses ya, kak

      Delete
    3. wuahaha kita mirip ya :P

      aamiin, hatur nuhun mas

      Delete
  4. ikut senyum baca yang ini "satu-satunya yang gak tahu apa itu ereksi sampe di suruh menghafal dan persentasi di pertemuan berikutnya"

    ReplyDelete
    Replies
    1. but yaah, dari sekelas cuma dua orang yang dapet nilai A salah satunya sha!puas bangeet, memberantas mereka2 yang hanya sekedar tahu. Membuktikan kalo sha yg mereka tertawakan bisa jauuuh lebih baik

      Delete
  5. Saya membaca tulisan Mbak Sha seperti diajak untuk merenung, bahwa bagaimana keadaan kita sekarang secara tidak langsung kita sadari atau tidak, ternyata merupakan rangkaian dari "kejadian-kejadian" (sekitar) kita pada masa lalu.

    Apakah memang demikian.

    ReplyDelete
  6. Serem juga bayanginnya, btw saya juga dulu diharapkan ortu jadi dokter, minimal perawat lah.
    Eh malah nyasar di dunia tehnik sipil.

    Setelah dipikir-pikir wajar, saya baca ini aja bayangin darah udah lemes aja.
    Apalagi bayangin dalam rahim di raba hiiiii.... mao pengsan :D

    Salut deh ama nakes ataupun bidan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. wuiiih, keren juga anak tehnik sipil :)

      sha juga kadang masih mikir ulang haha

      Delete
  7. Masing masing punya ujiannya. Dan ujian itulah yg membuat kita kuat dan bertahan hari ini.
    Semoga gak ada kejadian lain seperri itu di hari esok kelak. Aamiin

    ReplyDelete

© Vanisa Desfriani. Design by FCD.