21 June 2016

BELAJAR KEUANGAN




Beberapa waktu lalu isha baca bukunya Farah Dini, Finchickup. Dari situ sha belajar mengenai bagaimana cara mengelola uang kita. Sebenarnya sih lebih ke trik bagaimana agar kita memiliki finansial yang ideal.
Dari buku tersebut, sha mulai searching dan baca-baca buku lain. Terus inget, punya bukunya Aidil Akbar. Padahal punya bukunya dari tahun 2011! Pernah dibaca tapi gak pernah tamat karena gak ngerti. Padahal setelah baca Finchickup, isinya ya gak jauh beda intinya.
Lalu dengan tekad yang bulat dan kuat. Sha pun mulai mengikuti beberapa tahap-tahap yang sha gabungin dari berbagai sumber:

1. Emergency Fund
Dana gawat darurat. Dana yang bisa kita gunakan di saat keadaan darurat. Idealnya tiga kali lipat dari gaji kita setiap bulannya. Gede banget kan ya? Gak akan sanggup kalau fund emergency ini langsung kita penuhin. Kecuali kalau kita dapat bonus dan Sha mulai nyisihin sedikit demi sedikit untuk keperluan emergency ini. Kebetulan sha punya dua ATM. Jadi, satu ATM digunakan khusus untuk dana gawat darurat.

Dan ternyata dana darurat ini sangat berguna banget dimana sha ternyata pindah kerja (nanti sha certain di postingan selanjutnya)

2. Zakat
Karena ini jelas ya, kita yang sudah punya penghasilan harus menyisihkan zakat penghasilan 2.5 % dari total penghasilan kita. Ini sha lakuin dengan cara membuat toples zakat. Ada satu toples warna kuning sha tulisin (zakat 2.5%, zakat wajib bagi muslimah cantik). Dan temen sekost Isha pun jadi ikutan zakat.

3. Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan salah satu hal yang paling penting, karena sehat itu mahal teman-teman. Apalagi sha kerja di rumah sakit. Setiap hari melihat begitu banyak orang yang sakit dan tahu betapa capek dan besarnya biaya yang harus di keluarkan. Dari beberapa sumber menyarankan untuk membeli asuransi term life. Namun untuk saat ini, sha baru punya BPJS Kesehatan.

4. Dana Pensiun
Banyak teman-teman yang berpendapat setuju untuk menyisihkan dana pensiun sejak dini. Namun hanya sedikit yang melakukannya. Dana pensiun ini sangat penting, kapan kita ingin pensiun pun sudah mulai sha pikirkan. Jangan sampai uang yang sudah kita cari habis begitu saja dan dimasa tua kita sengsara. Mungkin masih ada anak-anak yang mungkin bisa membantu. Tapi kita tidak tahu apakah anak kita memiliki rezeki yang banyak. Atau bahkan jika ternyata kita harus terpaksa bekerja di usia yang tak lagi muda. Isha mulai menyisihkan dana pensiun ini sebelum gencar membaca mengenai financial check up. Isha mengikuti program Mandiri DPLK yang autodebit setiap bulan.

5. Reksadana
Reksadana merupakan salah satu solusi untuk mencapai tujuan kita di masa yang akan datang, mewujudkan impian-impian yang terbayang. Pembahasan reksadana ini panjang sekali. Sha akan bercerita mengenai pengalaman sha membeli reksadana di postingan selanjutnya.

6. Tabungan Rencana Mandiri (TRM)
Sha punya tabungan rencana mandiri sebelum belajar keuangan. Pokoknya mah, ikutan aja tanpa tujuan untuk apa dari pada uangnya habis gak tahu kemana. Ikut TRM ini dalam jangka waktu satu tahun. Kalau kita ingin mencairkannya sebelum jatuh tempo, akan di kenai denda. Hampir mirip dengan deposito. Autodebet setiap bulan di tanggal yang kita tentukan. Kita pun bisa mengisi TRM di luar waktu autodebet. Oh ya, TRM ini memiliki no rekening sendiri yang berbeda dengan no rekening bank mandiri.

7. Celengan 20 ribu
Maraknya info tentang menabungkan semua uang 20 ribu yang kita dapat, sha pun mencobanya. Di masukkan ke dalam celengan berwarna biru. Namun hal ini hanya berlangsung beberapa bulan. Sha dah greget pengen buka. Hahaha! Lumayan hasilnya, Alhamdulillah. Berasa dapet rejeki dadakan. Uangnya di kemanain? Di masukkin ke TRM. Dan setelah itu sha belum melakukan hal ini lagi karena uangnya udah jelas masuk ke pos yang lain.

8. Celengan koin 
Kalau ini, udah mulai sha lakuin dari jaman kuliah. Jujur aja, sha termasuk orang yang mikir ulang kalau mau ngasih uang ‘receh’ ke pengemis atau tukang ngamen. Sha lebih suka ngumpulin uang koin ini ke celengan.  Lalu nanti hasilnya bisa diberikan kepada yang membutuhkan. Misalnya kalau ada tetangga kita yang sakit atau anak yatim yang mau masuk sekolah. Well, kadang pas buka celengan dan menghitung koinnya itu menyenangkan.

So, setiap gajian sudah jelas kemana saja arah uang yang kita terima akan mengalir. Dan tidak akan kalap belanja atau pembalasan karena tidak memiliki uang saat akhir bulan (dan akan terus terulang setiap bulannya).

2 comments

© Vanisa Desfriani. Design by FCD.