6 April 2014

Bidan Desa

Oke, kalo sebelumnya isha cerita tentang sibuknya jadi bidan kota yang sekaligus jadi bidan rumah sakit. Sekarang isha mau cerita tentang rasanya jadi bidan desa. 

Bidan desa lagi berpose :p

Karena isha masih dalam tahap penyesuaian, tempat dines pun jadi berpindah-pindah. Biasanya isha ada di suatu tempat kurang lebih 3-4 bulan. Kebetulan bulan januari kemaren sampe 12 april besok, isha dines di satu desa yang cukup terpencil di kabupaten tasikmalaya tepatnya di Kecamatan cikatomas.

Jarak dari Kota Tasikmalaya sendiri ke tempat ini membutuhkan waktu kurang lebih 1.5-3 jam tergantung menggunakan kendaraan apa dan bagaimana cuacanya. Cuma ada satu kendaraan umum yang ada di sini yaitu TKM -sejenis bus mini yang bisa mengingatkan kita ke jaman dulu- Selain busnya yang tak bisa disebut layak pakai, di dalam bus ini biasanya terdapat speaker yang super gede, cermin, jam dinding, dan telfon rumah! hihii

Well, masyarakat di sini sering menggunakan singkatan TKM menjadi "Teu Kudu Mayar" alias ga usah bayar. Tapi, ya tentunya kita harus bayar dong ya. Biasanya dari kota Tasik ke cikatomas ini kita perlu membayar 10-15 ribu tergantung keramahan kondekturnya. Oh ya, Jalan yang dilewati pun berbelok-belok dan naik turun, tentunya buat yang suka mabuk perjalanan harus terlebih dahulu minum anti mabuk :) tapi terbayarkan loh sama pemandangan indah sepanjang jalan.

Nah, sebagai bidan desa. Menurut isha nih ada plus minusnya. apa saja? ini dia:
  1. Tidak terlalu terikat waktu. Berbeda sekali dengan dines di rumah sakit yang terbatas waktu. Masuk harus jam sekian, keluar jam sekian bahkan kadang lebih lama dari jam seharusnya. Menjadi bidan desa tidak harus mengejar waktu, namun memiliki patokan yang harus di patuhi. Contohnya Tanggal 5 posyandu di kampung A, kita bisa menentukan sendiri jam berapakah posyandu dimulai. Atau kapan kita melakukan Home Visite, dll
  2. Jarak. Kalo jadi bidan rumah sakit, ya kita cukup pergi ke rumah sakit dan mengerjakan segala hal di sana. Berbeda dengan bidan desa, kita harus hafal jalan ke setiap kampungnya. Belum lagi jalan yang dipenuhi batu-batu dan naik turun apalagi kalau hujan, jalan sangat licin. Bisa bikin keringetan karena takut jatoh. Jarak dari satu kampung ke kampung lain cukup jauh dan harus melewati hutan! ini yang serem, apalagi kalo sore dan kemaleman. Jadi kalo sekiranya kegiatan yang dilakukan membutuhkan waktu yang banyak, pergilah lebih awal. Dan hindari pergi saat hujan.
  3. Laporan. Kalau jadi bidan desa itu, tulis menulis dan bikin laporannya lebih banyak. Bayangin deh, untuk satu ibu hamil aja harus di tulis di beberapa buku berbeda. Buku KIA, Kohort ibu, kartu ibu, ontang-anting dll. Jadi ga boleh males bikin laporan biar ga numpuk dan ngasih laporan ke pusat bisa tepat waktu.
  4. Harga. Kalau di rumah sakit kita sama sekali tidak berurusan dengan uang di depan pasien, itu urusan administrasi lah ya. Kalo di BPS kota, bidan tinggal sebutkan harga dan pasien pun akan membayar sesuai yang disebutkan bahkan kadang-kadang lebih. Ada juga BPS yang memperkerjakan orang untuk urusan administrasi. Kalau di desa, bidan mau tidak mau harus menentukan sendiri berapa yang harus dibayar. Kadang-kadang gak tega dan masa iya kita ngasih harga segitu, dan banyak pemikiran lainnya. Dibayar ya alhamdulillah, ga dibayar ya gapapa, rezeki mah ga akan kemana. Bener loh, rezekinya itu suka datang dari arah lain. Dan banyak juga masyarakat yang istilahnya membayar dengan hasil panen. Sayuran dan berkilo-kilo buah-buahan -manggis, pisang, rambutan, nangka, dll- 
  5. Kebutuhan pokok. Siapa kira kebutuhan pokok di desa lebih murah dibanding di kota? pada kenyataannya di desa lebih mahal loh. kenapa? karena susah nyarinya dan ongkos membelinya ke kota pun cenderung mahal. Namanya juga cewe ya, tetep suka banget kalo belanja. *Nyengir* kalo di itung-itung belanja ke kota itu ya perlu ongkos, belum lagi jajannya, makannya. Pastilah, udah keliling-keliling belanja dan menempuh perjalanan jauh bikin lapar ya. Ketimbang mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tak seharusnya, isha lebih milih buat beli secara online. Tetep dong ya, meskipun di desa, penampilan itu sangat berpengaruh. Dalam belanja online, isha sendiri banyak milih-milih. Ga sembarang belanja online. Kalo Isha sih biasanya belanja online di zalora. Selain terpercaya, barang yang datang pun sesuai dengan yang di inginkan.
Widih, gak kerasa ya postingan isha panjang banget kali ini. hihii udah deh segini aja. Bye-bye, Jangan bosen-bosen mampir di sini :)

6 comments

  1. wah mbak isha sekarang sudah jadi bidan. :)
    selamat ya mbak, tetep semangaat, jaga kesehatannya. miss u :)

    ReplyDelete
  2. belanjanya jadi plus-plus karena ada ongkos, makan, dll. Kalau gitu emang bener, enakan online :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju banget mak myra :) belanja online pun harus milih2 yaa :D

      Delete

© Vanisa Desfriani. Design by FCD.