21 May 2012

Penyakit Menular Seksual

1. Gonore (gonorrhoeae)

E/ : Neisseria gonorrhoeae
bakteri diplokokkus gram negatif

  • dapat ditemukan pada urethra, serviks, anusa dan naso faring
  • epitel kolumnar dan epitel pada zona transisional di saluran genital merupakan tempat invasi ke dalam tubuh
  • dapat menyebar ke saluran genital atas
  • 20-40 % penderita GO disertai infeksi klamidia
A. Gejala
  • gejala awal : kebanyakan tidak punya keluhan, lekore, polakisuri, rectal discomfort, inkubasi 3-5 hari
  • lekore
  • bartholinitis, biasanya unilateral
  • inflamasi anorektal, keluar sekret dari anus disertai perasaan gatal
B.Pemeriksaan Laboratorium
  • pemeriksaan bakteriologis sangat membantu untuk menegakkan diagnosis gonore
  • sering disertai infeksi menular seksual lainnya sehingga harus dilakukan pemeriksaan infeksi lainnya : klamidia dan sifilis

penyulit :
  • salpingitis
  • abses pelvis
  • infeksi sistemik
pencegahan :
  • penapisan dan terapi pada penderita infeksi asimtomatik
  • penapisan infeksi pada golongan resiko
  • pemakaian kondom
  • terapi terhadap pasangan seksual penderita

terapi :
  • karena kemungkinan adanya infeksi campuran maka terapi selain ditujukan untuk gonore juga unuk klamidia

A. Infeksi tanpa komplikasi
  • seftriakson 125 mg Im + doksisiklon 2x100 mg selama 7 hari
  • sefiksim 0.4 ,g PO dosis tunggal + dosisiklin 2x100 mg selama 7 hari
  • ofloksasin 0.4 ,g + dosisiklin 2x100 mg selama 7 hari
  • bila tidak tahan tetrasiklin dapat di ganti dengan eritromisin 4x500 mg selama 7 hari

Infeksi Sistemik

- harus dirawat
- dapat mengenai jantung atau dapat terjadi meningitis
  • seftriakson 1 gr iv tiap 24 jam
  • sefotaksim 1 gr tiap 8 jam
  • spektinomisin 2 gr im tiap 12 jam
  • semua terapi harus diberikan selama 7 hari
prognosisi
  • penderita yang dapat segera diterapi mempunyai prognosis yang baik
  • infertilitas merupakan sekuele infeksi gonore

2. Sifilis (lues)

  • E/ : Treponema pallidum
  • dapat menyebar dengan cara kontak langsung dengan lesi terinkesi
  • dapat menembus mukosa yang utuh kemudian menyebar ke dalam tubuh
  • ulkus akan terbentuk 10-90 hari setelah invasi
  • ulkus akan bertahan 1-5 minggu
  • tes serologi mulai positif 1-4 minggu setelah ulkus hilang
  • 2-6 minggu setelah lesi primer hilang kemudian timbul erupsi kulit generalisata
  • lesi kulit akan hilang 2-6 minggu
  • sepertiga penderita yang tidak diterapi akan berlanjut menjadi sifilis tersier yang ditandai dengan gumma dikulit dan tulang, aneurisma aorta, meningitid tabes dorsalis, paresis

Sifilis Primer
  • ulkus yang tidak nyeri di vulva, vagina, serviks, anus atau di bibir
  • limfadenopati regional tanpa nyeri
  • ditemukannya kuman sifilis dengan bantuan mikroskop medan gelap
  • tes serologi positif

sifilis sekunder
  • papula skuamosa ekstragenital yang bilateral
  • kandiloma lata
  • pada pemeriksaan mikroskop medan gelap, positif pada tiap lesi
  • tes serologi positif
  • limfadenopati

sifilis kongenital
  • riwayat sifilis maternal
  • tes serologi positif
  • stigmata sifilis kongenital (hepatosplenomegali, anemia, ikterus, perubahan bentuk tulang)
  • lahir mati
  • prematur
  • plasenta yang besar

sifilis laten
  • riwayat tes serologi positif
  • ditemukan tanda-tanda bekas infeksi sifilis
  • lesi tidak ditemukan
  • tes serologi selalu positif, titer kemungkinan rendah

pemeriksaan laboratorium

1. tes serologi

  • VDRL + 3-6 minggu setelah invasi kuman atau 2-3 minggu setelah lesi primer
  • FTA-ABS
  • MHA-TP


2. identifikasi adanya treponema pallidum dengan mikroskop medan gelap

pencegahan

  • bila dicurigai terpapar sebaiknya segera diberikan terapi sebelum tes serologi menjadi positif
  • tes serologi untuk wanita hamil yang beresiko
  • pemakaian kondom


terapi sifilis primer

  • benzatin penisilin G2,4 juta unit IM dosis tunggal
  • tetrasiklin hidroklorid 4x500 mg selama 14 hari
  • dosisiklin 2x100 mg po selama 14 hari
  • eritromisin 4x500 mg selama 15 hari


terapi sifilis laten

  • benzatin penisilin G2,4 juta unit IM 3 minggu berturut-turut
  • tetrasiklin atau doksisiklin dengan dosis seperti sifilis primer


Herpes Simpleks


  • 85 % herpes disebabkan tipe 2
  • virus DA
  • tipe 2 sering menyebabkan rekurensi dibandingkan tipe 1
  • penularan dapat melalui hubungan seks atau pada bayi saat persalinan
  • masa inkubasi selama 2-7 hari


gejala prodormal

  • gatal kemudian lesi berupa erupsi vesikuler
  • vesikula akan menyebar secara cepat ke seluruh daerah vulva dan dapat menjadi ulkus yag nyeri
  • disuri
  • adenopati inguinal bilateral
  • demam
  • malaise
  • sekret yang encer dari vulva atau vagina
  • lesi bertahan sampai 6 minggu kemudian menhilang tanpa jaringan parut
  • antibodi terbentuk setelah 3 minggu infeksi
  • rekurensi terjadi 6 bulan setelah infeksi pertama
  • ulkus yang terjadi pada infeksi rekuren lebih kecil dari infeksi pertama


kemungkinan penyebab infeksi rekuren

  • senggama yang sering
  • pemakaian obat imunosupresi
  • demam
  • menstruasi
  • stress emosional


tes laboratorium

  • kenaikan 4x titer antibodi mencurigakan adanya infeksi primer
  • pada infeksi rekuren kenaikan titer antibodi mencapai 4x lipat


terapi

  • bersifat simptomatik
  • kebersihan
  • pakaian dalam yang longgar
  • analgetik oral
  • pemberian obat antivirus topikal
  • obat antivirus


obat antivirus

  • asiklovir 3x400 mg
  • famsiklovir 3x250 mg
  • valasiklovir 2x1000 mg

Infeksi Klamidia

  • E/ : klamidia trakomatis
  • merupakan infeksi seksual yang umum terjadi
  • biasanya bersifat asimptomatik


gejala yang dapat ditemukan

  • servisitis mukopurulen
  • salpingitis
  • sindroma uretra
  • limpogranuloma venetrum


laboratorium

  • kultur mikroorganisme dengan kultur jaringan
  • tes serologi
  • polymerase chain reaction (PCR)
  • DNA klamidia


penyulit

  • salpingitis
  • infertilitas
  • abortus
  • penyebaran infeksi ke bayi saat persalinan
  • persalinan prematur
  • endometritis postpartum


terapi

  • tetrasiklin 4x500 mg selama 7 hari
  • doksisiklin 2x100 mg selama 7 hari
  • eritromisin 4x500 mg selama 7 hari
  • ofloksasin 2x300 mg selama 7 hari


HIV (Human Immunodeficiency Virus)


  • pertama kali dilaporkan tahun 1981
  • HIV 1 dan HIV 2 adalah penyebab AIDS
  • kebanyakan disebabkan HIV 1
  • HIV 2 endemis di afrika barat
  • orang dengan HIV/AIDS mudah terserang penyakit tertentu misal pneumoni, TBC, diare
  • penderita AIDS sering meninggal karena tidak dapat mengadakan perlawanan terhadap penyakit tertentu
  • seseorang dapat mengidap HIV untuk beberapa tahun sebelum gejala timbul
  • PMS lainnya meningkatan kemungkinan seseorang yang tertular HIV atau menularkannya kepada orang lain


patogenesis

  • ditemukan immuno-supresi (penurunan kekebalan) t.u mediator imunitas seluler sehingga terjadi peningkatan berbagai infeksi dan neoplasma
  • T limfosit dapat dideteksi secara fenotipe manggunakan CD4 antigen permukaan
  • CD4 sebagai resptor virus
  • DNA virus masuk k DNA sel kemudian terjadi infeksi yang menyebabkan penurunan sel T
  • monosit makroffag juga dapat terinfeksi dan bila menyerang otak dapat menyebabkan neuro-psikiatri
  • orang dengan HIV(+) meningkatkan insidiensi sarkoma kaposi, limfoma sel B dan non Hodgin serta beberapa karsinoma lainnys
gejala klinik
  • masa inkubasi yang pasti tidak diketahui tapi umumnya 2-3 bulan
  • waktu rata-rata untuk timbulnya gangguan imunitas kurang lebih 10 tahun
  • bila infeksi dikaitkan dengan beberapa penyakit indikator maka diagnosis AIDS dapat ditegakkan
  • beberapa infeksi yang termasuk indikator diagnosis : kandidiasis pulmonal atau esopagus, herpes simpleks persisten, TBC, CMV (sitomegalovirus), pneumositis toksoplasmosis, kanker serviks dll
  • kadar CD4 <200/ul dapat dipertimbangkan untuk diagnosis AIDS pada individu dengan HIV (+)
Serologis
  • elisa (snzim linked immuno sorbent assays) dipakai untuk uji antibodi HIV
  • sensiitivitas uji elisa kurang lebih 99,5%
  • bila uji elisa(+) maka masih perlu dilakukan konfirmasi dengan uji suplementasi lain mis : western blot atau immuno fluorescence assay
penapisan
  • wanita pekerja seks
  • wanita yang pernah berhubungan seks dengan pengidap HIV
  • wanita yang tinggal di daerah endemis HIV
  • pekerjaan yang mempunyai resiko terkena HIV
  • permintaan sendiri

Post a Comment

© Vanisa Desfriani. Design by FCD.