7 May 2012 Bandung, Indonesia

emansipasi atau egosipasi?


Siapa yang ga tahu tentang emansipasi? apalagi hidup di negeri ini. Kemarin, sha naik bus dari Bandung sampe Tasik. Awalnya sha naik damri dari M. Toha sampai Cileunyi, ternyata isha tak mendapat tempat duduk dan bergelantungan. untung bukan hanya sha, tapi tiba-tiba supir marah karena ada seorang ibu yang membawa banyak barang hingga orang-orang memilih untuk turun lagi tapi ibu itu malah menyalahkan teteh-teteh di belakang sha dan isha tentunya.

Dan hal itu kembali terjadi, saat menaiki bus yang kedua. bus penuh dan sha harus berdiri lagi. tapi, banyak pria yang dengan enaknya duduk, dan tidur di kursi. di belakang sha, ada seorang ibu yang memilih duduk di lantai tempat bergelantungan karena tak kuat untuk berdiri, pria yang sedang duduk hanya sekedar melihat dan diam saja.

Di depan sha, ada seorang pria dengan penampilan yang kotor, -maaf, karena bisa di lihat dia seperti tak pernah menyikat gigi, kuku yang hitam, baju yang bau. pria itu terus mendekat kepada sha padahal tempat di depannya begitu luas, terus mendekat hingga saya merasa begitu kesal dengan apa yang dilakukannya.
ketika pria yang duduk di kursi turun, pria di depan sha itu langsung duduk dan tak memikirkan ibu-ibu di dekat sha yang kakinya sudah mulai keram.

Inikah emansipasi wanita? sesungguhnya bukan. emansipasi datang dari egosipasi. ketika seorang wanita risih dengan apa yang di perbuat oleh pria. ketika seorang pria melakukan sesuatu, dan pikiran bahwa wanita bisa melakukan hal yang lebih.

jujur, sha ngeri lihat ibu-ibu yang jadi kenek bus, tukang becak dan sebagainya. 
jika peran seorang wanita sudah begitu? bagaimana dengan seorang anak di rumah? bukankah dia akan terlantar dan tidak mendapatkan hal yang seharusnya?

Post a Comment

© Vanisa Desfriani. Design by FCD.